Norsan Krisantus Komit Bangun Rumah Adat Budaya Tionghoa Simbol Keberagaman Suku di Kalimantan Barat

Editor: Redaksi author photo

 Norsan Krisantus Komit Bangun Rumah Adat Budaya Tionghoa  Simbol Keberagaman Suku di Kalimantan Barat

KALBARNEWS,CO.ID (PONTIANAK) 
- Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 2, Ria Norsan dan Krisantus Kurniawan berkomitmen membangun Rumah Adat Budaya Tionghoa di tahun pertama pemerintahan jika terpilih pada Pilkada 2024 nanti.


Janji tersebut ditegaskan Krisantus Kurniawan saat dikonfirmasi langsung ketika dirinya hadir dalam acara ramah tamah bersama Perkumpulan Balianga Banuaka Taman di Pontianak, Minggu (20/10/2024).


Krisantus menegaskan rencana pembangunan Rumah Adat Budaya Tionghoa akan berlokasi di antara Rumah Radakng (rumah adat Dayak) dan Rumah Melayu, sebagai simbol keberagaman suku dan budaya di Kalbar.


"Kami telah mengukur jaraknya, dan sudah memastikan bahwa Rumah Adat Tionghoa akan dibangun di antara Rumah Radakng dan Rumah Melayu. Ini akan menjadi salah satu program prioritas kami yang akan kami wujudkan di APBD tahun pertama," tegas Krisantus.


Ia menambahkan, pembangunan rumah adat itu bukan hanya sekadar janji politik, tetapi wujud nyata komitmen pasangan Norsan - Krisantus untuk menciptakan representasi budaya yang inklusif di Kalbar.


"Keberagaman suku dan budaya di Kalbar harus tercermin tidak hanya dalam acara-acara budaya seperti Gawai Dayak, tetapi juga melalui infrastruktur. Kami ingin semua suku di Kalbar memiliki representasi yang adil dalam pembangunan," tutur Krisantus.


Komitmen tersebut juga sejalan dengan visi pasangan Norsan - Krisantus yang ingin memastikan bahwa seluruh golongan, suku, dan agama terlibat aktif dalam pemerintahan.


"Kami telah bertemu dengan tokoh-tokoh Tionghoa di Kalbar, dan kami sudah menyatakan komitmen kami kepada mereka. Ini adalah bagian dari prinsip kami untuk merangkul semua golongan, agar Kalbar dikelola bersama-sama," ujarnya.


Selain itu, Krisantus juga menyoroti pentingnya simbol keberagaman dalam pusat-pusat pemerintahan, termasuk rumah dinas gubernur yang menurutnya harus menjadi tempat terbuka bagi masyarakat. 


Ia berencana untuk memastikan bahwa rumah dinas gubernur selalu merayakan setiap perayaan besar dari berbagai agama, seperti Idul Fitri, Natal, dan Imlek, tanpa terkendala anggaran.


"Jangan lagi ada alasan harus dianggarkan di APBD, jangan lagi ada alasan tidak ada anggaran. Saya bilang kalau tidak ada aturan yang memperbolehkan kita menganggarkan dari APBD untuk menganggarkan pernak-pernik hari raya tersebut, kita patungan Pak, saya bilang ke Pak Norsan," pungkasnya. (sgt)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini