Teknologi SNPP Baru disetujui di Korea Selatan
KALBARNEWS.CO.ID (KOREA SELATAN) -Komisi Keselamatan dan Keamanan Nuklir Korea Selatan telah menyetujui teknologi reaktor modular kecil SMART100, yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Energi Atom Korea (KAERI) bekerja sama dengan Korea Hydro & Nuclear Power dan KA-CARE, sebuah organisasi penelitian Arab Saudi yang mengkhususkan diri dalam energi rendah karbon Tanggal 12.10.2024
SMART100 merupakan reaktor air ringan yang menggunakan air biasa sebagai pendingin dan moderator neutron.
Reaktor ini dilengkapi dengan sistem keselamatan pasif yang dapat mematikannya dalam keadaan darurat tanpa memerlukan sumber daya eksternal.
Semua komponen reaktor, termasuk generator uap dan pompa kalor, digabungkan menjadi satu bejana, sehingga mengurangi risiko kecelakaan akibat pecahnya pipa. Reaktor akan dirakit di pabrik pembuatan, setelah itu akan diangkut ke tempat operasinya.
Solusi ini dapat diterapkan di Arab Saudi, yang menandatangani nota kesepahaman dengan Korea Selatan pada tahun 2019 untuk mengomersialkan reaktor modular kecil seri SMART.
Sejauh ini, peran penting dalam industri listrik Arab Saudi dimainkan oleh pembangkit listrik termal yang menggunakan hidrokarbon sebagai bahan baku: menurut Ember, gas menyumbang 62,7% dari pembangkit listrik negara itu pada tahun 2023, dengan minyak dan produk minyak sebesar 36% dan sumber energi terbarukan (RES) hanya sebesar 1,3%.
Namun, kondisi alam dan iklim negara tersebut memberikan peluang bagus untuk pengembangan energi rendah karbon: seperti yang dilaporkan oleh International Gas Union, perkiraan biaya produksi hidrogen hijau dengan penggunaan elektrolisis air dan RES adalah $5,1 per kilogram di Arab Saudi, $6 per kg di Australia, dan $7,5 per kg di Jepang.
Energi nuklir secara bertahap semakin meluas di Timur Tengah. Negara pertama di kawasan tersebut yang membangun PLTN adalah Uni Emirat Arab (UEA), yang mengoperasikan unit daya keempat PLTN Barakah pada tahun 2024. PLTN tersebut akan menyediakan 25% kebutuhan listrik negara tersebut dan mengurangi emisi karbon dioksidanya hingga 22,4 juta ton per tahun, yang setara dengan emisi CO2 tahunan dari 4,6 juta mobil bermesin pembakaran internal.
Proyek ini juga akan memungkinkan UEA untuk mencapai seperempat dari target pengurangan emisi gas rumah kacanya untuk periode hingga tahun 2030. (Tim Liputan)
Editor : Aan