Calon Gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji saat silaturahmi dengan masyarakat Sayan, Kabupaten Melawi (Foto: Tim Media Midji-Didi)
KALBARNEWS.CO.ID (NANGA PINOH) - Keberhasilan program sekolah gratis yang dilaksanakan di masa kepemimpinan Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) periode 2018-2023, Sutarmidji begitu dirasakan oleh masyarakat luas. Salah satu warga Kecamatan Sayan, Kabupaten Melawi, Bambang mengaku sangat tertarik dengan program-program pendidikan yang ditawarkan Sutarmidji.
Menurutnya program pendidikan gratis sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Terutama bagi para pelajar dari latar belakang keluarga tidak mampu.
"Untuk SMA dan SMK sederajat, sekarang sangat luar biasa, tidak ada seribu lagi pun kami membayar, saya bersaksi karena anak saya itu tingkat SMA dan SMK, tidak dipungut seribu rupiah pun. Berarti guru mengelola anggaran yang diberikan bapak (gubernur) sangat benar, tidak pernah dibebankan biaya," ungkap Bambang saat menghadiri kampanye dialogis bersama Calon Gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji di Desa Nanga Sayan, Kecamatan Sayan, Kabupaten Melawi, Selasa (12/11) sore.
Bambang menambahkan, ia juga sangat tertarik dengan program beasiswa kuliah atau perguruan tinggi gratis yang akan diberikan pasangan Gubernur, dan Wakil Gubernur Kalbar, Sutarmidji-Didi Haryono (Midji-Didi) untuk lima tahun ke depan. Ia berharap program tersebut bisa diberikan secara transparan, khususnya bagi masyarakat tidak mampu.
"Kami sangat berharap, bagaimana nanti kami (bisa) mengajukan, saya tidak ingin terjadi seperti KIP (Kartu Indonesia Pintar), orang yang mampu mendapatkannya, tapi tidak berguna bagi mereka, karena mereka mampu, akhirnya percuma pemerintah mengalokasikannya," ujarnya.
Karena itu, ia berharap alokasi beasiswa yang bakal diberikan di periode kedua kepemimpinan Sutarmidji itu benar-benar tepat sasaran. Dengan demikian anak-anak dari keluarga tidak mampu bisa melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Kemudian dapat memperbaiki perekonomian keluarga.
"Seperti kami yang orang tuanya hanya pekerja serabutan, jangan orang yang mampu justru mendapatkannya. Jangan sampai orang yang mampu mendapatkannya, agar beasiswa ini tepat sasaran. Kalau untuk pembangunan kami sudah merasakan cukup puas pak, jalan, infrastruktur yang lainnya," pungkasnya.
Menjawab harapan warga tersebut, Sutarmidji memastikan beasiswa kuliah yang akan diberikan di periode kedua nanti bisa tepat sasaran. Dalam satu tahun ia akan menyiapkan kuota antara lima ribu, sampai 10 ribu beasiswa gratis untuk jenjang S1.
"Saya sudah pernah melakukan itu ketika masa pandemi Covid-19 lalu, anak-anak (yang kuliah di luar Kalbar), yang orang tuanya terdampak, mendaftar dalam satu aplikasi, kita verifikasi kebenarannya (untuk mendapat bantuan dari pemprov)," ungkapnya.
Sistem yang sama menurutnya juga akan diterapkan di program beasiswa kuliah gratis. Dimana para pelajar dari keluarga tidak mampu yang akan melanjutkan kuliah, mendaftar dalam satu aplikasi. Kemudian langkah verifikasi bisa dilakukan menggunakan aplikasi dengan melihat data, serta verifikasi langsung ke lapangan.
"Saya nanti (verifikasi) tidak lewat (pemerintah) desa, tapi lewat Bhabinkamtibmas, dan Babinsa (TNI/Polri). Karena kalau Bhabinkamtibmas, dan Babinsa membuat analisa salah, maka bisa disanksi. Tapi kalau Pak kades yang membuat analisa salah, siapa yang mau memberi sanksinya. Makanya saya akan minta Bhabinkamtibmas, dan Babinsa untuk mengklarifikasi di lapangan. Insyaallah ini (beasiswa) akan diarahkan untuk mereka yang tidak mampu," paparnya.
Midji-sapaan karibnya memastikan, sistem yang ada akan maksimal mencegah penyimpangan dalam pemberian beasiswa kuliah tersebut. Sama halnya dengan program SMA/SMK, dan SLB Negeri gratis yang sudah berjalan selama ini.
"Kalau ada penyimpangan-penyimpangan akan saya buat pola seperti SMA/SMK. Kepala sekolah yang berani narik sumbangan, jangankan narik sumbangan, jual pakaian (seragam) kalau berani dia jual pakian hari ini saya tahu, besok saya copot. Banyak (kepala sekolah) yang dicopot, karena tidak boleh jual pakaian di sekolah," pungkasnya. (Tim Liputan)
Editor : Aan