Jenis Baterai Baru Akan Menguasai Hampir 15% Pangsa Pasar Kendaraan Listrik Global Pada Tahun 2030

Editor: Redaksi author photo

Jenis Baterai Baru Akan Menguasai Hampir 15% Pangsa Pasar Kendaraan Listrik Global Pada Tahun 2030

KALBARNEWS.CO.ID (DUNIA)
- Biaya unit baterai untuk kendaraan listrik turun hingga 65% antara tahun 2015 dan 2023 (dari $398 menjadi $139 per kilowatt-jam kapasitas), menurut data dari Badan Energi Internasional (IEA). 


Dalam beberapa tahun mendatang, inovasi dalam produksi baterai lithium-ion dan alternatifnya, yaitu baterai sodium-ion dan lithium-sulfur, akan berdampak besar pada keterjangkauan kendaraan listrik. Tanggal 08.11.2024


Baterai yang paling umum adalah baterai nikel tinggi (berdasarkan bahan katode), yang mencakup 54% dari pasar EV global pada tahun 2023. Menurut IEA, 40% dan 6% permintaan lainnya dipenuhi oleh baterai lithium-besi fosfat (LFP) dan baterai nikel rendah. 


Pesaing mereka termasuk baterai lithium mangan besi fosfat (LMFP), yang memiliki kepadatan energi lebih tinggi (sebesar 10–20%), dan baterai lithium nikel mangan kobalt oksida (NMC), yang memungkinkan untuk mengurangi jumlah kobalt yang mahal di katode.


 Peningkatan efisiensi juga akan tercapai berkat penggunaan silikon dan lithium metalik sebagai bahan anoda: kapasitas bahan-bahan ini lebih dari sepuluh kali lebih tinggi daripada grafit yang digunakan saat ini.


Bidang inovasi lainnya adalah penerapan baterai dengan elektrolit solid-state, yang menghilangkan risiko kebocoran dan pembakaran serta dapat digunakan dalam berbagai suhu (dari minus 50 hingga plus 120 derajat Celsius). 


Baterai solid-state memiliki kepadatan energi yang tinggi dan dapat bertahan untuk sejumlah besar siklus pengisian-pengosongan. Namun, baterai ini rentan terhadap pembentukan dendrit, yang dapat menyebabkan korsleting. Hal ini, bersama dengan tingginya biaya bahan, menghambat komersialisasi baterai solid-state.


Baterai ion natrium, yang dapat bertahan hingga 6.000 siklus pengisian-pengosongan daya (dibandingkan 3.000 siklus untuk baterai ion litium), juga dapat menemukan tempat di pasaran. Baterai ion litium terbuat dari tembaga, sedangkan baterai ion natrium menggunakan aluminium, yang lebih terjangkau. 


Keunggulan baterai ion natrium juga mencakup pengisian daya yang lebih cepat dan daya bakar yang lebih rendah. Baterai litium-sulfur juga memiliki keunggulan tersendiri, seperti tidak adanya kobalt di katode dan kepadatan energi yang lebih tinggi (250–500 Wh/kg) dibandingkan dengan baterai ion litium (150–260 Wh/kg).


McKinsey memperkirakan bahwa baterai lithium-ion, lithium-sulfur, dan lithium-ion solid-state akan menguasai 13% pangsa pasar kendaraan listrik pada tahun 2030. Meskipun demikian, pasar akan didominasi oleh baterai lithium-ion nikel tinggi dan lithium-besi fosfat (87%). (TimLiputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini