Penyuluh Agama Berperan Penting dalam Mewujudkan Pilkada Damai 2024
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) – Kegiatan seminar bertajuk “Memperkuat Moderasi Beragama dan Kerukunan Umat Beragama untuk Mewujudkan Pilkada 2024 yang Bermartabat, Aman, dan Damai” sukses dilaksanakan pada Rabu, 13 November 2024, di lantai 7 Hotel Borneo, Pontianak. Seminar ini diinisiasi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Kota Pontianak, Bapak H. Ruslan, MA, yang juga merupakan salah satu kandidat doktor dalam program Kandidat Doktor Mengabdi (KDM) di UNISMA Malang.
Acara ini melibatkan enam kandidat doktor dari UNISMA Malang, yang semuanya berkomitmen untuk menyebarluaskan nilai-nilai moderasi beragama dan toleransi di masyarakat. Para kandidat tersebut adalah H. Ruslan, H. Mus Mulyadi, Muhammad Lahir, Suherdiyanto, Fery Yanto, dan Sri Wahyuni. Masing-masing kandidat turut memberikan kontribusi dalam pelaksanaan seminar. Pada sesi pembukaan, pembacaan doa dipimpin oleh Bapak H. Mus Mulyadi, sementara sesi diskusi dan tanya jawab dipandu oleh Bapak Muhammad Lahir yang keduanya juga mrupakan mahasiswa KDM UNISMA Malang. .
Ketua Panitia, Drs. H. Slamet Rianto, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa seminar ini merupakan upaya konkret untuk memperkuat fondasi kerukunan antarumat beragama di Kota Pontianak.
"Moderasi beragama adalah jalan tengah yang memungkinkan keberagaman di Pontianak ini tetap bersatu. Peran para penyuluh agama dalam menyebarkan pesan-pesan moderasi sangat strategis, terlebih dalam konteks Pilkada yang rentan memunculkan polarisasi," ujarnya.
Ketua FKUB Kota Pontianak, Drs. KH. Abdul Syukur, dalam sambutannya juga menekankan bahwa moderasi beragama merupakan fondasi bagi kerukunan antarumat beragama.
"Moderasi adalah jalan bagi kita untuk menemukan titik tengah yang harmonis, meskipun kita berbeda keyakinan. Penyuluh agama diharapkan mampu menjadi jembatan yang menguatkan nilai-nilai ini di masyarakat, khususnya menjelang Pilkada," ungkap KH. Abdul Syukur.
Seminar ini menghadirkan berbagai narasumber penting, seperti Bapak Hisyam Hadrawi, ST, dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pontianak, dan AKP Suharto dari Polresta Pontianak, yang masing-masing memberikan perspektif tentang pentingnya stabilitas sosial dalam menjaga keamanan daerah selama Pilkada. Sri Wahyuni, kandidat doktor KDM UNISMA Malang yang mewakili Kakan Kemenag Kota Pontianak, menyampaikan materi dengan judul “Peran Penyuluh Agama dalam Memperkuat Moderasi untuk Pilkada yang Damai dan Bermartabat.”
Dalam pemaparannya, Sri Wahyuni menyoroti pentingnya penyuluh agama dalam menyebarkan pesan moderasi dan toleransi di tengah masyarakat yang beragam.
"Pendidikan multikultural perlu diperkenalkan sejak dini sesuai dengan perkembangan usia anak-anak, agar nilai-nilai toleransi dan moderasi dapat tertanam kuat dalam diri mereka," jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya komunikasi sebagai langkah awal dalam membuka diskusi dan memahami keberagaman.
"Komunikasi adalah awal yang baik untuk membuka segalanya, termasuk moderasi beragama," tambahnya.
Acara berlangsung interaktif, dengan antusiasme yang tinggi dari audiens yang terdiri dari penyuluh agama dari enam agama besar di Indonesia, pemuda lintas agama, pengurus FKUB Pontianak, serta tamu undangan lainnya. Para peserta aktif mengajukan pertanyaan seputar isu-isu moderasi, toleransi, dan cara penyuluh agama dapat mengambil peran utama dalam menjaga keharmonisan sosial. Pertanyaan-pertanyaan peserta semakin memperkaya diskusi, salah satunya terkait peran utama antara moderasi dan toleransi dalam konteks keberagaman, yang dijawab dengan lugas oleh narasumber.
Sri Wahyuni juga memberikan tantangan interaktif bagi peserta dengan memberikan hadiah yang dipilih dari kantong kiri atau kanan, menciptakan suasana santai sekaligus meningkatkan keterlibatan audiens dalam sesi diskusi.
Dengan terselenggaranya seminar ini, diharapkan para penyuluh agama dapat memainkan peran penting dalam menciptakan suasana Pilkada yang damai dan kondusif, serta terus menguatkan moderasi dan toleransi di masyarakat Pontianak. (Tim Liputan)
Editor : Aan