PMP Kalimantan Barat Gelar Musyawarah Daerah, Fokus Pada Keberagaman dan Stabilitas Kota Pontianak

Editor: Redaksi author photo

Perkumpulan Merah Putih (PMP) Koa Pontianak mengadakan Musyawarah Daerah

KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK)
  – Perkumpulan Merah Putih (PMP) Koa Pontianak mengadakan Musyawarah Daerah penting untuk pemilihan ketua dan pembentukan pengurus baru. Acara yang dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat dan aparat kepolisian ini menyoroti peran strategis PMP dalam menjaga harmoni dan ketertiban di Kota Pontianak. Minggu (17/11/2024).


Ketua Umum PMP Kalimantan Barat  H. Sukiryanto, S.Ag. menekankan bahwa PMP adalah organisasi yang lahir secara mandiri tanpa campur tangan pemerintah, dengan misi utama mengayomi semua etnis dan agama. 


“Kota Pontianak adalah wajah Kalimantan Barat, dan PMP harus dipimpin oleh sosok yang memahami keberagaman serta mampu mengayomi 22 etnis yang ada. Kita ingin seorang pemimpin yang inklusif dan pluralis, yang bekerja untuk kepentingan semua, bukan hanya satu kelompok,” tegasnya.


Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Ade Hariadi, S.I.K., M.H., memberikan dukungan penuh untuk musyawarah ini, menggarisbawahi peran penting PMP dalam menjaga keamanan. 


“Kehadiran PMP sangat membantu Polresta, terutama dalam meredam konflik berbasis suku dan agama. Kami berharap pengurus yang baru terpilih mampu melanjutkan sinergi yang sudah terjalin baik ini, demi keamanan dan ketertiban di Pontianak,” ujar Kapolresta.


Firdaus Zarin  Ketua PMP Kota Pontianak memaparkan bahwa program kerja ke depan akan lebih terfokus pada menjaga stabilitas dan keharmonisan, terutama setelah Pilkada 2024. Ia menegaskan bahwa kegiatan-kegiatan PMP di tahun 2025 akan dirancang untuk memperkuat persatuan, tanpa membawa isu-isu sensitif seperti suku atau agama. 


“Kita ingin Pontianak tetap damai dan harmonis, karena kedamaian adalah fondasi utama untuk membangun perekonomian yang baik dan menciptakan kebahagiaan masyarakat,” katanya.


Firdaus juga menyinggung perlunya rekonsiliasi pasca-Pilkada, mengingat potensi luka lama yang mungkin muncul. 


“Rehabilitasi emosional dan sosial itu penting. Kita harus berkumpul, berdialog, dan memastikan semua pihak merasa terayomi,” lanjutnya. 


Ia berharap PMP dapat terus menjadi wadah kolaborasi berbagai paguyuban, menciptakan inisiatif universal yang merangkul semua komunitas di Pontianak.


Dengan musyawarah ini, PMP menunjukkan komitmennya untuk menjadi pilar stabilitas, memperkuat hubungan antar etnis, dan menjaga keamanan di Kalimantan Barat melalui semangat persatuan dan kerja sama yang berkelanjutan. (Lan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini