Calon Gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji saat silaturahmi dengan masyarakat Nanga Mahap yang dipusatkan di Desa Cenayan (Foto: Tim Media Midji-Didi)
KALBARNEWS.CO.ID (SEKADAU) - Ribuan masyarakat Desa Cenayan, Kecamatan Nanga Mahap, Kabupaten Sekadau menyambut antusias kedatangan Calon Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 1, Sutarmidji ke kampung mereka, Minggu (10/11) sore. Kehadiran Sutarmidji menjadi sejarah baru di Desa Cenayan, karena ia satu-satunya calon kepala daerah yang pernah menginjakkan kaki, dan berdialog dengan warga di sana.
Dalam kesempatan itu, Sutarmidji yang turut didampingi Calon Bupati Sekadau nomor urut 1, Aron, sekaligus menghadiri syukuran Anggota DPRD Sekadau dari partai Demokrat, Atanasius Jalol. Di sana, Sutarmidji disambut dengan sangat meriah, masyarakat begitu senang dapat bertemu langsung. Gubernur Kalbar periode 2018-2023 itu, bahkan sempat memberikan jaket varsity yang ia kenakan kepada salah satu pemuda di sana bernama Bruno.
"Tadi saya lihat bang Bruno ini begitu sigap, dan semangat menyiapkan acara ini. Makanya saya pikir saya perlu kasih kenang-kenangan, jaket yang saya pakai ini," ucap Sutarmidji sambil mengenakan jaketnya tersebut kepada Bruno, yang kemudian disambut riuh tepuk tangan masyarakat.
Sambutan masyarakat yang begitu luar biasa, tak lepas dari kinerja Sutarmidji ketika menjabat gubernur di periode pertama yang lalu. Masyarakat mengenang banyaknya sentuhan pembangunan selama lima tahun terakhir. Mulai dari pembangunan jalan, hingga bantuan hibah rumah ibadah yang tak pernah putus.
"Kita harus kompak bersatu memenangkan Pak Sutarmidji, kita pilih bersama pada 27 November 2024 nanti, kita pilih kembali untuk periode kedua. Masyarakat kita harus kompak bersatu, jangan sampai ada yang malas ke TPS, kita wajib datang ke TPS untuk melaksanakan tugas negara yakni pemilihan kepala daerah. Jangan diabaikan, karena satu suara sangat berarti bagi penentuan lima tahun pembangunan daerah kita," ungkap salah satu Tokoh Masyarakat Nanga Mahap, Stefanus yang hadir dalam kesempatan itu.
Stefanus mengajak masyarakat memilih kepala daerah yang sudah terbukti kinerjanya. Karena menurutnya saat ini memang ada tiga calon gubernur yang bisa dipilih, tapi hanya ada satu, dan nomor 1, yang sudah terbukti, dan teruji.
"Untuk desa kita Cenayan, Pak Sutarmidji, saya panitia pembangunan gereja, sudah tiga kali membantu pembangunan gereja kita. Saya yang datang ke sana (kantor gubernur) bertemu Pak Sutarmidji, yang pertama untuk pembebasam tanah (lahan), kedua bantuan dana, dan ketiga bantuan dana lagi, totalnya ratusan juta. Ini (dana hibah) bisa kita terima karena tanda tangan beliau, terima kasih Pak Sutarmidji," katanya.
Sekali lagi, ia mengajak masyarakat untuk memilih calon gubernur yang sudah membuktikan kinerja, dan sudah dikenal. Mengingat Sutarmidji juga sudah mau datang langsung berkunjung ke Desa Cenayan.
"Mari kita pilih yang sudah kita kenal, kita ketahui, dan jelas yang sudah datang ke tempat kita, dan memberikan dukungan kepada kita. Mari kita bersama kompak bersatu, masih banyak pembangunan yang kita perlukan ke depan. Kita dukung Pak Sutarmidji untuk kelancaran pembangunan daerah kita," pungkasnya.
Sementara itu, Sutarmidji menyampaikan, dirinya berusaha selalu adil kepada semua ras, suku, maupun agama yang ada di provinsi ini. Meski misalnya pada Pilkada 2018 lalu, ia mengalami kekalahan di Kabupaten Sekadau, namun pembangunan tetap diperhatikan. Karena ketika sudah terpilih sebagai gubernur, maka ia harus menjadi gubernur untuk semua.
"Jangan lihat saya Islam, saya SMA di Santo Paulus, SMP saya kelas 1-nya di PGK, Pendidikan Guru Katolik, kalau itu sekolah tidak bubar, saya mungkin orang Islam pertama yang menjadi guru katolik," ujarnya.
"Insyaallah saya akan bisa berlaku adil kepada siapa pun, karena saya Islam, ajaran agama saya mengajarkan itu, pertama kalau soal agama sudah ada di dalam Alquran, lakum dinukum waliyadin. Artinya adalah bagiku agamaku, dan bagimu agamamu," ujarnya.
Midji-sapaan karibnya menambahkan, di dalam Alquran, juga telah dijelaskan soal perbedaan suku, dan agama. Bahwa perbedaan itu ada, agar semua bisa saling mengenal satu sama lain, bukan justru sebaliknya, untuk saling bermusuhan.
"Satu lagi, Allah SWT menyebutkan, sekalipun kamu tidak suka pada suatu kaum, kamu harus bisa berlaku adil. Itu ada di Alquran. Saya pemimpin, sekalipun saya tidak suka, misalnya karena kalah atau apa, saya harus tetap bisa berlaku adil. Itu saja yang saya pegang," paparnya.
Selain itu, Midji merasa koordinasi dengan kepala daerah di Sekadau selama ini selalu terjalin dengan baik. Sehingga proses pembangunan lebih mudah dilaksanakan. Ia pun memastikan di Sekadau, yang menjadi tugas provinsi, ke depan bisa selesai dalam satu tahun anggaran. Termasuk pembangunan ruas jalan provinsi yang belum mantap.
"Apalagi kedekatan saya dengan Pak Aron, Pak Aron ini sahabat dekat saya, beliau minta supaya ditangani ya kita koordinasi, itulah mudahnya kalau bupati, dan gubernur bisa koordinasi. Pak Aron saya yakin, dengan Pak Subandrio jangan diragukan lagi koordinasi dengan provinsi bagus," tutupnya. (Tim Liputan)
Editor : Aan