Amerika Selatan Terus Meningkatkan Produksi Minyak Mentah
KALBARNEWS.CO.ID (AS) - Guyana akan mengoperasikan unit produksi, penyimpanan, dan bongkar muat terapung (FPSO) keempatnya pada kuartal kedua tahun 2025. FPSO baru (Guyana One) dengan kapasitas 250.000 barel per hari (bph) akan memungkinkan peningkatan produksi minyak di blok Stabroek menjadi 870.000 bph. Hal ini akan membawa tingkat pasokan Guyana ke tingkat pasokan Venezuela, yang produksi minyaknya telah mencapai 860.000–880.000 bph dalam beberapa bulan terakhir.
ExxonMobil memperkirakan cadangan hidrokarbon yang dapat dipulihkan di blok Stabroek sebesar 11 miliar barel setara minyak. Pengembangan komersial di blok Stabroek dimulai pada Desember 2019, ketika FPSO pertama, Liza Destiny dengan kapasitas 140.000 barel per hari, mulai beroperasi. FPSO kedua, Liza Unity dengan kapasitas 220.000 barel per hari, mulai beroperasi pada Februari 2022, dan yang ketiga, FPSO Prosperity dengan kapasitas 220.000 barel per hari, diluncurkan pada November 2023. Saat ini, volume pasokan di blok Stabroek mencapai total 620.000 barel per hari, menjadikan Guyana sebagai pemimpin dunia dalam hal produksi minyak per kapita.
Unit terapung juga memainkan peran penting dalam pengembangan ladang pra-garam di lepas pantai Brasil.
Menurut Petrobras, total 12 unit terapung dengan kapasitas agregat 1,74 juta barel minyak per hari telah dioperasikan antara tahun 2019 dan 2023, termasuk dua unit untuk ladang Marlim di Cekungan Campos dan sepuluh unit untuk ladang di Cekungan Santos (Atapu, Berbigão, Búzios, Sépia, dan Tupi). Hasilnya, produksi minyak Brasil (dengan memperhitungkan pengurangan pasokan dari ladang di darat) meningkat lebih dari 20% antara tahun 2019 dan 2023 (dari 2,89 juta barel minyak per hari menjadi 3,50 juta barel minyak per hari).
Rencana Petrobras saat ini membayangkan 14 unit terapung tambahan dengan kapasitas agregat 2,31 juta barel per hari yang akan diluncurkan di lepas pantai Brasil dalam periode hingga 2028. Hal ini dapat menjadikan Brasil produsen minyak terbesar keempat di dunia (setelah Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Rusia).
Produsen regional lain yang tumbuh cepat adalah Argentina, yang produksi minyaknya mencapai 738.000 barel minyak per hari pada September 2024, melampaui level September 2023 sebesar 15%. Hampir 60% pasokan berasal dari formasi serpih Vaca Muerta, yang cadangan minyaknya yang dapat dipulihkan diperkirakan mencapai 16 miliar barel. Di antara pendorong pertumbuhan tersebut adalah masuknya sumur-sumur horizontal terarah.
Jumlah sumur tersebut yang mulai beroperasi setiap bulan di Vaca Muerta meningkat dari 33 pada kuartal pertama tahun 2024 menjadi 34 pada kuartal kedua dan menjadi 40 pada kuartal ketiga. Rystad Energy memperkirakan produksi minyak di Vaca Muerta, yang saat ini berjumlah lebih dari 400.000 barel minyak per hari, akan mencapai 1 juta barel minyak per hari pada tahun 2030 (tidak termasuk semua ladang minyak lainnya di Argentina).
Akibatnya, meskipun terjadi stagnasi industri di Venezuela, Amerika Selatan dengan cepat menjadi salah satu kawasan terdepan di dunia dalam hal tingkat pertumbuhan produksi minyak. (Tim Liputan)
Editor : Aan