Konferensi Internasional Tiongkok-Indonesia 2024 di Fuqing Berhasil Sukses

Editor: Redaksi author photo

Konferensi Internasional Tiongkok-Indonesia 2024 di Fuqing Berhasil Sukses

KALBARNEWS.CO.ID (FUQING) -
 Fujian Polytechnic Normal University berhasil menyelenggarakan Konferensi Internasional Tiongkok-Indonesia tentang Persahabatan dan Pertukaran Budaya 2024. Acara yang bertempat di Fuqing Rongqiao Hotel ini mengusung tema "Diversifikasi Pendidikan dan Pengajaran, Mengupayakan Pembangunan Persahabatan Bersama, dan Membangun Komunitas Tiongkok-Indonesia dengan Masa Depan yang Saling Menguntungkan."  


Konferensi tersebut terbagi dalam lima forum tematik:  

1. Pertukaran budaya dan pembangunan komunitas Tiongkok-Indonesia dengan masa depan bersama.  

2. Sejarah dan pembelajaran timbal balik dari pertukaran peradaban antara Tiongkok dan Indonesia.  

3. Tren baru dalam kerja sama ekonomi Tiongkok-Indonesia.  

4. Pertukaran budaya dan industrialisasi makanan tradisional Tiongkok-Indonesia.  

5. Pertukaran dan kerja sama media Tiongkok-Indonesia di era digital.  


Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk Konjen KBRI di Guangzhou, Ben Perkasa; Wakil Menteri RI Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Wasyito; serta Ketua Asosiasi Pengusaha Tionghoa Indonesia, Zhang Jinxiong. Tiga guru besar Indonesia turut hadir sebagai pembicara utama, yaitu:  

1. Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, M.Sc. (Anggota DPR RI, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan).  

2. Prof. Dr. Fasli Djalal, Ph.D. (Rektor Universitas YARSI).  

3. Prof. Ir. Aman Wirakartakusumah, Ph.D. (Rektor IPMI International Business School).  


Konferensi ini diikuti oleh 267 pakar dan cendekiawan dari Tiongkok, Hong Kong, dan Makau, serta 35 pakar dari Indonesia, Malaysia, dan Jepang.  


Prof. Dr. Rokhmin Dahuri menekankan pentingnya stabilitas kawasan Asia-Pasifik dalam mendukung kemajuan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Ia juga menyampaikan visi Presiden RI Prabowo Subianto terkait penguatan dialog dan kerja sama multilateral di Laut Cina Selatan.  


"Pertukaran budaya adalah kunci bagi perdamaian global. Fasli juga menggarisbawahi peran pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia, yang menunjukkan peningkatan peserta ujian HSK dari tahun ke tahun," papar Prof. Dr. Fasli Djalal mengutip pidato Presiden Tiongkok Xi Jinping di UNESCO.  


Prof. Ir. Aman Wirakartakusumah membahas hubungan kuliner antara Tiongkok dan Indonesia, dengan menyoroti industrialisasi mi instan dan potensi tempe sebagai superfood global. Aman menekankan pentingnya pengakuan global terhadap warisan budaya Indonesia seperti tempe.  


"Konferensi ini menjadi simbol hubungan erat dan strategis antara Indonesia dan Tiongkok. Ia menekankan pentingnya kerja sama kedua negara dalam membangun komunitas dengan masa depan bersama," tutup Rektor Fujian Polytechnic Normal University, Prof. Dr. Wu Keshou. (Tim Liputan).

Editor : Lan

Share:
Komentar

Berita Terkini