![]() |
PWNU dan PCNU se-Kalbar Tolak Wacana Muktamar Luar Biasa, Tegaskan Dukungan untuk PBNU |
Hadir dalam rapat tersebut Rais Syuriyah PWNU Kalbar KH. Ismail Ghofur, Ketua PWNU Kalbar Prof. Dr. KH. Syarif, MA, Sekretaris PWNU H.M. Ridwan, Wakil Sekretaris PWNU Syamhadi, serta para Ketua dan Sekretaris PCNU se-Kalimantan Barat. Dalam rapat ini, PWNU dan PCNU se-Kalbar menegaskan kesatuan barisan dan komando di bawah kepemimpinan Rais Aam PBNU KH. Miftahul Ahyar dan Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Prof. Dr. Syarif, M.Ag juga menyampaikan bahwa Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Se-Indonesia dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada rapat koordinasi dan konsolidasi yang dilaksanakan pada 30 November 2024 di Surabaya menolak tegas Mukhtamar Luar Biasa (MLB).
Dalam arahannya, Rais Syuriyah PWNU Kalbar KH. Ismail Ghofur mengingatkan pentingnya menjaga kesetiaan terhadap Nahdlatul Ulama. Ia menegaskan bahwa NU adalah rumah besar yang harus dijaga bersama.
"Sejak awal, kita dan PWNU Kalbar sudah berketetapan untuk sami’na wa atho’na terhadap PBNU. Tidak ada setitik pun niat untuk mengikuti wacana Muktamar Luar Biasa," tegasnya.
KH. Ismail Ghofur juga mengajak seluruh jajaran pengurus NU se-Kalbar untuk fokus pada agenda strategis, salah satunya pembangunan Gedung PWNU Kalbar yang akan menjadi pusat kegiatan organisasi.
"Alhamdulillah, pada 23 November 2024 telah dilaksanakan pemancangan tiang pertama. Kebersamaan adalah kunci utama untuk mewujudkan pembangunan ini," ujarnya.
Beliau menambahkan bahwa dukungan berbagai pihak, termasuk kepolisian daerah, akan menjadi angin segar bagi percepatan pembangunan Gedung PWNU Kalbar.
Terkait wacana Muktamar Luar Biasa yang digagas oleh pihak-pihak di luar struktur resmi NU, KH. Ismail Ghofur menegaskan bahwa NU Kalbar tidak terpengaruh oleh isu tersebut.
"Kita yakin MLB tidak akan terwujud. kita fokus pada tugas utama, yaitu berkhidmat kepada Jam’iyah NU dan masyarakat," ungkapnya.
Dalam taushiyahnya, KH. Ismail Ghofur juga mengingatkan pentingnya menjaga kesatuan dan kebersamaan di tubuh NU.
"Kalau kita bersatu, insyaallah kita akan kuat. Tetapi jika terpecah, kita tidak akan berarti apa-apa," katanya mengingatkan, "tambahnya.
Menutup arahannya, KH. Ismail Ghofur menegaskan bahwa NU harus selalu bersinergi dengan pemerintah, baik di tingkat daerah maupun pusat.
"NU adalah kebangkitan para ulama, dan ulama adalah tempatnya ilmu. Dengan ilmu, kita akan mendapatkan kebahagiaan dan nikmat," pungkasnya.
Rapat ini diakhiri dengan doa bersama agar seluruh pengurus NU di Kalimantan Barat senantiasa diberikan kekuatan dan kesehatan dalam menjalankan amanah organisasi. PWNU dan PCNU se-Kalbar juga berharap pertemuan ini menjadi wasilah untuk memperkuat sinergi dan soliditas organisasi. (Tim Liputan).
Editor : Aan