VCI Global Targetkan Pendapatan US$200 Juta dengan Proyek Tenaga Surya Fotovoltaik 100 MW di Asia Tenggara dan Eropa
KALBARNEWS.CO.ID (KUALA LUMPUR) -- VCI Global Limited (NASDAQ: VCIG) (“VCI Global” atau “Perusahaan”), menetapkan target untuk mengembangkan dan mengakuisisi hingga 100 megawatt (MW) proyek fotovoltaik surya (PV) di seluruh Asia Tenggara (SEA) dan Eropa dalam lima tahun ke depan. Perluasan ini diharapkan menghasilkan pendapatan sekitar US$200 juta selama 20 tahun ke depan dan berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan jangka panjang VCI Global.
VCI Global Targetkan Pendapatan US$200 Juta dengan Proyek Tenaga Surya Fotovoltaik 100 MW di Asia Tenggara dan Eropa |
KALBARNEWS.CO.ID (KUALA LUMPUR) -- VCI Global Limited (NASDAQ: VCIG) (“VCI Global” atau “Perusahaan”), menetapkan target untuk mengembangkan dan mengakuisisi hingga 100 megawatt (MW) proyek fotovoltaik surya (PV) di seluruh Asia Tenggara (SEA) dan Eropa dalam lima tahun ke depan. Perluasan ini diharapkan menghasilkan pendapatan sekitar US$200 juta selama 20 tahun ke depan dan berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan jangka panjang VCI Global.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, VCI Global berencana untuk mendapatkan setidaknya 70% dari 100 MW dari proyek-proyek di Malaysia, memanfaatkan program-program utama pemerintah seperti Skema Pasokan Energi Terbarukan Perusahaan (CRESS). CRESS memungkinkan perusahaan untuk langsung membeli listrik hijau dari pengembang energi terbarukan. Melalui inisiatif ini, VCI Global akan memasok energi terbarukan langsung ke pusat datanya, yang selanjutnya akan meningkatkan kemandirian energinya sekaligus memajukan tujuan keberlanjutannya.
Menurut Solar Insure, pada tahun 2030, pusat data diproyeksikan akan menyumbang 16% dari total konsumsi daya AS, peningkatan signifikan dari hanya 2,5% satu dekade lalu. Tren ini menyoroti tenaga surya sebagai alternatif utama. Dikombinasikan dengan penyimpanan baterai canggih, tenaga surya dapat menyediakan energi yang hampir terus-menerus ke pusat data AI, sehingga mengurangi ketergantungan pada listrik jaringan dan bahan bakar fosil. Inisiatif ini tidak hanya akan berkontribusi pada target energi terbarukan nasional tetapi juga sejalan dengan pertumbuhan jangka panjang dan visi strategis VCI Global.
Secara paralel, VCI Global akan berupaya mengakuisisi ladang tenaga surya di Eropa Timur dan Tenggara, dengan target kapasitas tenaga surya sebesar 30 MW di pasar yang tengah berkembang ini. Ekspansi internasional ini mendukung strategi Perusahaan untuk memanfaatkan permintaan global yang terus meningkat akan energi bersih sekaligus memperkuat portofolio energi terbarukannya.
Total investasi yang dibutuhkan untuk inisiatif tenaga surya ini diproyeksikan mencapai US$50 juta selama lima tahun, dengan perkiraan pendapatan tahunan sekitar US$10 juta selama 20 tahun ke depan. Strategi pertumbuhan berkelanjutan ini akan memberikan keuntungan jangka panjang yang stabil, memperkuat komitmen VCI Global terhadap energi bersih dan memberikan nilai kepada pemegang saham.
“Pada tahun 2025, energi terbarukan akan menjadi sumber pembangkit listrik terbesar. Pada tahun 2028, sumber energi terbarukan akan menyumbang lebih dari 42% pembangkit listrik global, dengan pangsa tenaga angin dan tenaga surya meningkat dua kali lipat menjadi 25%.
Pada saat yang sama, pertumbuhan AI yang eksplosif telah menciptakan permintaan listrik yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kami memandang energi surya sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang paling menjanjikan dan ingin memanfaatkan sepenuhnya peluang ini untuk memenuhi permintaan energi bersih yang terus meningkat dari AI dan dunia,” kata Dato' Victor Hoo, Group Executive Chairman dan CEO VCI Global.