Negara-Negara Afrika Mulai Mengoperasikan Panel Surya Berkapasitas 2,5 GW |
KALBARNEWS.CO.ID (AFRIKA) - Negara-negara Afrika mulai mengoperasikan panel fotovoltaik berkapasitas 2,5 GW pada tahun 2024, menurut laporan Asosiasi Industri Tenaga Surya Afrika (AFSIA).
Hampir 80% dari kapasitas baru tersebut diluncurkan hanya di dua negara – Afrika Selatan dan Mesir.
Ketertarikan Afrika Selatan dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga surya terkait dengan jaringan listrik nasional yang sudah usang, yang sering menyebabkan pemadaman listrik.
Menurut operator listrik nasional ESKOM, kegagalan jaringan listrik di Afrika Selatan tercatat terjadi pada 80 dari 365 hari pada tahun 2021, dengan jumlah hari tersebut meningkat menjadi 320 hari pada tahun 2023.
Situasi ini diperburuk oleh kerusakan pada pembangkit listrik tenaga batu bara, yang banyak di antaranya telah beroperasi selama lebih dari 40 tahun.
Karena modernisasi TPP dan infrastruktur jaringan listrik memerlukan investasi modal yang signifikan, konsumen utama mencoba melindungi risiko pasokan energi dengan mengembangkan pembangkit listrik di luar jaringan.
Adapun Mesir, perkembangan industrinya didorong oleh pertumbuhan permintaan listrik secara keseluruhan. Menurut Ember, konsumsi listrik negara itu meningkat lebih dari 50% antara tahun 2010 dan 2023 (hingga 219 TWh). PLTN El Dabaa, pembangkit listrik tenaga nuklir pertama dalam sejarah Mesir, yang akan memiliki total kapasitas 4,8 GW, dirancang untuk memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat.
Akan tetapi, energi nuklir sangat padat modal: misalnya, dibutuhkan biaya rata-rata $2.800 untuk mengoperasikan 1 MW kapasitas nuklir di Tiongkok, sedangkan peluncuran 1 MW panel fotovoltaik hanya membutuhkan biaya $670 (sebagaimana diperkirakan oleh Badan Energi Internasional).
Karena perbedaan besar dalam biaya modal, Mesir terpaksa mengembangkan energi terbarukan: total kapasitas energi terbarukan negara itu meningkat dari 3,4 GW pada tahun 2010 menjadi 6,7 GW pada tahun 2023.
Pemimpin lain di kawasan ini dalam hal pengembangan tenaga surya adalah Republik Afrika Tengah, yang mana panel PV menyumbang 43% listrik yang dihasilkan tahun lalu, serta Mauritania (21%) dan Namibia (13%).
Selain memasang panel surya, sejumlah negara tengah melaksanakan proyek penyimpanan energi untuk mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan: menurut AFSIA, proyek untuk sistem penyimpanan energi dengan total kapasitas 500 MW direncanakan di Afrika Selatan, Senegal, Malawi, Botswana, Tanzania, Namibia, dan Mauritius. (Tim Liputan)
Editor : Aan