Pemerintah Pertimbangkan Tiga Opsi Pembelajaran di Bulan Ramadan, Libur Sekolah Jadi Perdebatan
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Wacana mengenai libur sekolah selama bulan Ramadan pada tahun 2025 semakin ramai dibicarakan di kalangan masyarakat Indonesia. Diskusi ini mulai muncul setelah Wakil Menteri Agama, Romo HR Muhammad Syafi’i, mengungkapkan pada akhir Desember 2024 bahwa pemerintah tengah mempertimbangkan untuk meliburkan sekolah selama satu bulan penuh pada bulan Ramadan. Wacana ini dilontarkan dengan tujuan agar umat Muslim dapat lebih fokus menjalankan ibadah puasa dan kegiatan keagamaan tanpa terbebani dengan kegiatan belajar di sekolah.
Pada tanggal 30 Desember 2024, Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa keputusan terkait wacana libur sekolah selama Ramadan masih dalam tahap pembahasan. Dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Menag mengungkapkan bahwa diskusi terkait hal ini masih berlangsung, melibatkan banyak pihak dan kementerian terkait.
Ia menekankan bahwa meskipun wacana ini telah disampaikan kepada publik, masyarakat diminta untuk bersabar menunggu keputusan final yang akan diumumkan setelah melalui rapat lebih lanjut.
"Ramadan itu adalah waktu konsentrasi bagi umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, dan bagi yang non-Muslim, mari kita saling menghargai," ujar Nasaruddin Umar.
Ia juga menambahkan bahwa Ramadan kali ini diharapkan menjadi Ramadan yang berkualitas, di mana seluruh elemen masyarakat, baik anak-anak maupun orang dewasa, dapat memberikan penghormatan dan memanfaatkan bulan suci tersebut sebaik-baiknya.
Namun, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti memberikan klarifikasi yang penting. Menurutnya, wacana mengenai libur sekolah selama Ramadan tidak sepenuhnya benar.
"Bukan libur Ramadan, tapi pembelajaran di bulan Ramadan yang akan disesuaikan," kata Abdul Mu’ti.
Ia menjelaskan bahwa pembelajaran akan tetap berlangsung, tetapi dengan penyesuaian jam pelajaran dan metode yang lebih fleksibel untuk mendukung pelaksanaan ibadah puasa. Abdul Mu’ti memastikan bahwa konsep pembelajaran Ramadan sudah hampir final dan akan segera diumumkan setelah mendapatkan persetujuan dari semua pihak terkait.
Ia juga mengungkapkan bahwa dalam rapat koordinasi yang melibatkan lima kementerian—Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Dalam Negeri, dan Kantor Staf Kepresidenan—beberapa opsi terkait penyesuaian pembelajaran selama Ramadan telah dibahas.
Opsi pertama adalah meliburkan sekolah selama satu bulan penuh dan menggantinya dengan kegiatan keagamaan yang relevan. Opsi kedua adalah memberikan libur hanya pada awal dan akhir Ramadan menjelang Idul Fitri. Opsi ketiga adalah tetap menjalankan kegiatan belajar seperti biasa, tetapi dengan penyesuaian jam belajar dan pengaturan khusus selama bulan Ramadan.
"Sudah ada kesepakatan bersama dalam rapat ini, tinggal menunggu Surat Edaran resmi yang akan diterbitkan," ujar Abdul Mu’ti.
Ia juga menambahkan bahwa pengumuman resmi mengenai pembelajaran Ramadan akan dilakukan pada hari Senin, 20 Januari 2025.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, juga turut menyuarakan pendapatnya mengenai wacana libur sekolah selama Ramadan. Ia mengungkapkan bahwa Muhammadiyah mendukung keputusan tersebut dengan catatan bahwa bulan Ramadan harus digunakan sebagai waktu untuk mendidik akhlak dan budi pekerti, terutama bagi generasi muda yang hidup di era digital.
"Penting bagi kita semua untuk menjadikan Ramadan sebagai momen untuk mendidik karakter dan akhlak, bukan hanya sekadar libur dari sekolah," ujar Haedar Nashir.
Namun, ia juga menegaskan bahwa keputusan akhir mengenai libur atau tidaknya sekolah selama Ramadan sepenuhnya berada di tangan pemerintah.
Selain itu, Haedar juga menekankan pentingnya penggunaan waktu selama liburan Ramadan untuk membina budi pekerti dan nilai-nilai agama.
"Pendidikan agama, akhlak, dan budi pekerti harus menjadi prioritas dalam bulan Ramadan ini," lanjutnya.
Pengumuman resmi tentang penyesuaian pembelajaran selama bulan Ramadan 2025, termasuk apakah akan ada libur sekolah atau hanya penyesuaian jadwal, diperkirakan akan diumumkan setelah semua persiapan selesai.
Masyarakat, khususnya orang tua dan siswa, diharapkan dapat menunggu keputusan final yang akan dikeluarkan pemerintah dalam waktu dekat. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan bahwa keputusan tersebut tidak hanya mendukung kualitas ibadah selama Ramadan, tetapi juga mempertimbangkan kepentingan pendidikan yang berkualitas bagi siswa.
Keputusan ini tentu menjadi perhatian penting karena akan berdampak langsung pada kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, semua pihak berharap bahwa keputusan yang diambil nantinya akan memberikan manfaat maksimal bagi siswa dan masyarakat umum dalam menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk, sembari tetap menjaga kualitas pendidikan yang memadai. (Tim Liputan).
Editor : Lan