Terminal Kijing Dorong Kenaikan Arus Komoditi Curah Cair dan Kering, Dukung Hilirisasi CPO

Editor: Redaksi author photo

 Terminal Kijing Dorong Kenaikan Arus Komoditi Curah Cair dan Kering, Dukung Hilirisasi CPO

KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) 
– Terminal Kijing mencatatkan peningkatan signifikan dalam arus bongkar muat komoditi curah cair pada tahun 2024. Produk CPO dan turunannya mengalami kenaikan sebesar 12% dibandingkan tahun sebelumnya, dari 1,6 juta ton di 2023 menjadi 1,8 juta ton di 2024. Kenaikan ini berasal dari mitra eksisting, PT Energi Unggul Persada (EUP).21 Januari 2025


Pada 2025, Terminal Kijing diproyeksikan mengalami lonjakan arus curah cair dengan hadirnya dua mitra baru, yakni PT Pacific Bio Industry (PBI) dan PT Khatulistiwa Raya Cakrawala. PT PBI diperkirakan mulai berproduksi pada pertengahan 2025 dengan kapasitas 550.000 ton pada tahun pertama, sementara PT Khatulistiwa Raya Cakrawala akan memulai operasional pada triwulan keempat 2025 dengan kapasitas produksi awal sebesar 1 juta ton. 


Selain itu, PT Riya Pasific Nabati yang tengah menyelesaikan perizinan dan land clearing diharapkan segera bergabung, memperkuat peran Terminal Kijing dalam mendukung hilirisasi produk CPO dan turunannya.


Di sisi lain, arus komoditi curah kering di Terminal Kijing juga menunjukkan kinerja positif. Sepanjang 2024, tercatat 725 ribu ton bongkar muat komoditi seperti kernel/cangkang sawit, pupuk, dan bauksit. Kernel/cangkang sawit, yang sebelumnya kurang diminati, kini menjadi komoditi ekspor unggulan untuk memenuhi kebutuhan energi ramah lingkungan perusahaan-perusahaan Jepang.


Selain itu, Terminal Kijing turut menjadi pendukung utama bagi distribusi pupuk di Kalimantan Barat. Dua perusahaan besar, Permata Agro Group dan Saraswanti Group, kini memproduksi pupuk dan dolomit di wilayah Mempawah untuk memenuhi kebutuhan perkebunan lokal.


Dengan hadirnya mitra baru dan diversifikasi komoditi unggulan, Terminal Kijing tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi regional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam rantai nilai global, khususnya di sektor hilirisasi produk kelapa sawit dan energi ramah lingkungan. (bp)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini