Kepala Dinas Kesehatan Ketapang, dr. Feria Kowura
KALBARNEWS.CO.ID (KETAPANG) - Menurut data Dinkes Kabupaten Ketapang, jumlah pengidap HIV di Kabupaten Ketapang Provinsi Kalbar menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.
Pada tahun 2023 tercatat 103 kasus. Sementara itu, hingga November 2024, angka tersebut meningkat menjadi 113 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Ketapang, dr. Feria Kowura, menyampaikan kepada sejumlah awak media pada Kamis (02 Januari 2025) bahwa data tersebut merupakan hasil laporan yang dicatat secara resmi di Dinkes Ketapang.
Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menyadari dirinya terinfeksi karena gejalanya tidak langsung terlihat pada tahap awal. Oleh karena itu, dr. Feria menghimbau kepada masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi.
“Kami terus melakukan upaya skrining untuk mengetahui jumlah pengidap HIV di Ketapang. Tujuannya agar mereka segera mendapatkan pengobatan yang tepat dan mencegah penularan lebih lanjut,” ujar dr. Feria.
Ia menambahkan, untuk mengantisipasi perlunya seseorang mendeteksi dini. Layanan untuk mendeteksi HIV dapat dilakukan di puskesmas dan diberikan secara gratis.
“Dengan deteksi dini, pengidap HIV bisa mendapatkan pengobatan yang tepat sehingga kualitas hidup lebih baik, dan penularan virus bisa dicegah,” imbuhnya.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya CD 4 positieve T-Sel dan Magropages komponen-komponen utama sistem kekebalan sistem yang merupakan komponen utama sistem imun manusia. Akibatnya, penderita menjadi rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit.
HIV menular melalui cairan tubuh seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, dan ASI. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami cara penularannya.
Berikut beberapa cara penularan HIV yang perlu diwaspadai: Hubungan seksual tidak aman atau Tidak menggunakan kondom atau bergonta-ganti pasangan., Penggunaan jarum suntik tidak steril. Misalnya, saat menggunakan narkoba atau membuat tato dan Transfusi darah, terutama jika darah yang diterima tidak melalui pemeriksaan ketat.
" Kehamilan, persalinan, atau ibu menyusui dapat menularkan virus kepada bayi,"tambahnya.
Penggunaan alat bantu seks bersama, sementara alat tersebut tidak steril atau digunakan secara bergantian.
Meningkatnya kasus HIV di Ketapang menjadi pengingat penting bagi semua pihak untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap virus ini. Pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat diharapkan bekerja sama dalam memerangi penyebaran HIV," pungkasnya. (Fendi's)
Editor : Aan