Cara Alami Meningkatkan Produksi ASI Tanpa Bergantung pada Suplemen
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - BPOM Republik Indonesia baru-baru ini mengeluarkan pernyataan resmi terkait pencabutan izin edar beberapa produk pelancar ASI atau ASI Booster yang banyak digunakan oleh ibu menyusui. Dalam laman resminya, BPOM menyatakan telah melakukan pengujian terhadap tiga merek yang tengah viral di pasaran, yakni Momsy, Mama Bear, dan Mom Uung.
Berdasarkan hasil pengawasan, ditemukan bahwa Momsy dan Mama Bear terdaftar sebagai minuman serbuk biasa dan tidak diperuntukkan bagi ibu menyusui, sementara Mom Uung memiliki dua kategori, yakni sebagai minuman serbuk biasa dan minuman khusus ibu menyusui.
Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa Momsy Almond Mix Minuman Berperisa Rasa Strawberry mengandung pemanis buatan sukralosa, meskipun pada labelnya tidak dicantumkan. Sebaliknya, dua produk lainnya, yakni Mama Bear Almond Mix Minuman Berperisa Rasa Taro dan Mom Uung Mylkflow Minuman Berperisa Rasa Vanilla, tidak terdeteksi mengandung sukralosa.
Selain itu, BPOM juga menemukan pelanggaran pada label dan promosi produk. Momsy mencantumkan klaim "ASI booster" yang tidak sesuai dengan label yang disetujui, Mom Uung mengklaim sebagai "Minuman Khusus Ibu Hamil & Menyusui" serta mencantumkan zat gizi yang tidak sesuai, sementara Mama Bear menampilkan informasi yang tidak sesuai dengan label yang disetujui. Ketiga produk ini juga memasarkan dirinya sebagai "Susu pelancar ASI," padahal klaim tersebut tidak diperbolehkan dalam regulasi pangan yang berlaku.
Karena adanya pelanggaran ini, BPOM mengambil tindakan tegas dengan membatalkan izin edar bagi produk yang tidak memenuhi ketentuan, menghentikan produksi dan distribusi termasuk pemasaran daring, serta memerintahkan penarikan produk dari pasaran. Selain itu, BPOM juga menginstruksikan unit pelaksana teknis di seluruh Indonesia untuk melakukan pengawasan ketat terhadap proses penarikan tersebut. BPOM menegaskan bahwa setiap produsen wajib menjamin keamanan produk pangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan.
Seiring dengan pencabutan izin edar beberapa produk ASI booster, penting bagi para ibu menyusui untuk mengetahui bahwa ada banyak cara alami yang dapat membantu meningkatkan produksi ASI.
Berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 75% ibu baru melahirkan mulai menyusui bayinya, tetapi banyak yang berhenti dalam beberapa bulan pertama karena khawatir produksi ASI mereka tidak mencukupi. Padahal, sebagian besar ibu sebenarnya memiliki produksi ASI yang cukup jika dilakukan dengan cara yang tepat. Salah satu metode yang efektif adalah dengan menyusui lebih sering, karena semakin sering bayi menyusu, semakin banyak ASI yang diproduksi berkat stimulasi hormon oksitosin.
Selain itu, memompa ASI di antara sesi menyusui dapat membantu mempertahankan dan meningkatkan produksi ASI. Menyusui dari kedua sisi juga dapat memberikan rangsangan lebih pada kelenjar susu, sehingga produksi ASI tetap optimal. Konsumsi makanan tertentu yang kaya akan galaktagog seperti bawang putih, jahe, fenugreek, adas, ragi bir, alfalfa, dan spirulina juga dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI secara alami.
Selain faktor nutrisi dan teknik menyusui yang tepat, kondisi psikologis ibu juga memainkan peran penting dalam kelancaran produksi ASI. Hormon oksitosin yang berperan dalam pelepasan ASI diproduksi lebih banyak saat ibu merasa bahagia dan rileks. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan yang nyaman, mendapatkan dukungan dari keluarga, serta menghindari stres berlebihan sangat dianjurkan bagi ibu menyusui.
Dengan memahami cara-cara alami dalam meningkatkan produksi ASI, diharapkan para ibu dapat tetap memberikan nutrisi terbaik bagi bayinya tanpa harus bergantung pada produk yang belum tentu sesuai dengan standar keamanan pangan yang berlaku. (Tim Liputan).
Editor : Lan