Keberhasilan OMC DKI Jakarta: Mengurangi Intensitas Hujan dan Mitigasi Bencana Alam

Editor: Redaksi author photo

Keberhasilan OMC DKI Jakarta: Mengurangi Intensitas Hujan dan Mitigasi Bencana Alam

KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - 
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali mempertimbangkan untuk melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) sebagai langkah mitigasi terhadap kemungkinan cuaca ekstrem yang diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). OMC ini direncanakan akan dilaksanakan dalam 2-3 hari setelah 29 Januari 2025, seiring dengan peningkatan curah hujan yang diperkirakan dapat menimbulkan bencana alam seperti banjir.


Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, menegaskan bahwa OMC akan dilaksanakan jika BMKG memprediksi adanya cuaca ekstrem, khususnya hujan lebat yang dapat berpotensi menimbulkan gangguan. Pemerintah daerah berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait seperti Sekretaris Daerah (Sekda), Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD), dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta melibatkan Asisten Pemerintahan dalam melakukan tindakan tersebut.


Teguh juga mengingatkan bahwa meskipun OMC telah terbukti efektif dalam beberapa kesempatan sebelumnya, seperti pada akhir Desember 2024, Pemprov DKI Jakarta tidak boleh bergantung sepenuhnya pada modifikasi cuaca sebagai solusi utama dalam menghadapi bencana hidrometeorologi. OMC yang dilakukan pada periode 25 hingga 31 Desember 2024 terbukti berhasil mengurangi intensitas hujan yang cukup signifikan di Jakarta, dengan pengurangan curah hujan sebesar 38 persen berdasarkan data satelit GSMap.


Isnawa Adji, Kepala BPBD DKI Jakarta, menyebutkan bahwa selama pelaksanaan OMC, curah hujan maksimum tercatat sebesar 68 mm per hari, yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kondisi sebelumnya yang dapat mencapai lebih dari 100 mm per hari. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa OMC mampu mengurangi intensitas hujan hingga 28 persen berdasarkan prediksi GFS terhadap data penakar curah hujan aktual.


Keberhasilan OMC ini menjadi salah satu langkah penting dalam mitigasi bencana dan menunjukkan komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan ketahanan dan keselamatan masyarakat terhadap bencana alam. Dengan teknologi modifikasi cuaca yang semakin berkembang, Pemprov DKI Jakarta berharap dapat mengurangi dampak cuaca ekstrem di masa mendatang.


Proses modifikasi cuaca sendiri melibatkan penyemaian awan dengan menggunakan bahan kimia, seperti garam (NaCl) yang dibawa oleh pesawat atau helikopter. Zat ini akan merangsang kondensasi awan sehingga awan tersebut dapat berkembang menjadi lebih besar dan menghasilkan hujan buatan.


 Modifikasi cuaca ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi curah hujan yang dapat menyebabkan banjir, tetapi juga bisa menjadi alternatif untuk mengurangi polusi udara. Hujan buatan dapat membersihkan partikel polutan yang ada di atmosfer, meskipun hujan alami tetap lebih efektif dalam membersihkan udara.


Meskipun OMC telah terbukti efektif dalam beberapa kasus, keberhasilannya sangat bergantung pada kondisi awan dan perhitungan yang tepat dari BMKG dan pihak terkait. Oleh karena itu, modifikasi cuaca ini perlu dilakukan dengan perhitungan yang cermat dan berdasarkan pada situasi meteorologis yang ada agar dapat memberikan hasil yang optimal. Pemprov DKI Jakarta pun berharap untuk terus mengembangkan teknologi modifikasi cuaca yang lebih efektif dalam mengatasi dampak cuaca ekstrem di masa depan.


Dengan adanya OMC, Pemerintah DKI Jakarta berharap dapat mencegah potensi bencana alam yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem dan melindungi masyarakat dari dampak buruk perubahan iklim yang semakin sering terjadi. (Tim Liputan).

Editor : Lan

Share:
Komentar

Berita Terkini