Mengenal Henti Jantung di Usia Muda: Penyebab, Gejala, dan Risiko yang Perlu Diwaspadai
KALBARNEWS.CO.ID (KOREA) - Aktris Korea Selatan, Kim Sae-ron, ditemukan meninggal dunia di rumahnya pada Minggu, 16 Februari 2025. Kabar ini mengejutkan banyak pihak, terutama para penggemarnya yang telah mengikuti perjalanan kariernya sejak masih kecil. Kim Sae-ron, yang dikenal lewat perannya di berbagai drama dan film terkenal, ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri oleh temannya yang datang berkunjung untuk memenuhi janji temu yang telah mereka buat sebelumnya.
Menurut laporan dari Naver, Kepolisian Seoul Seongdong menerima laporan sekitar pukul 5 sore waktu setempat dan segera merespons dengan mengirimkan tim medis ke lokasi. Setelah ditemukan dalam kondisi kritis, Kim Sae-ron segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun sayangnya nyawanya tak tertolong. Pihak medis mengonfirmasi bahwa Kim mengalami henti jantung atau cardiac arrest, yang membuatnya kehilangan fungsi jantung secara tiba-tiba sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda tindakan kriminal dalam kasus ini. Mereka memastikan bahwa tidak ada indikasi pembobolan, kekerasan, atau faktor lain yang mengarah pada tindakan kejahatan.
“Tidak ada tanda-tanda kejahatan termasuk pembobolan, dan kami sedang menyelidiki penyebab pasti kematiannya,” ujar juru bicara kepolisian dalam pernyataan resmi.
Selain itu, kepolisian juga meminta agar publik tidak berspekulasi mengenai penyebab kematian aktris berusia 24 tahun tersebut, mengingat proses penyelidikan masih berlangsung.
“Kami dengan hormat meminta pertimbangan terhadap almarhum dan keluarga yang ditinggalkan agar Anda menahan diri untuk tidak berspekulasi tentang keadaan spesifik dan cara kematian,” imbuh pihak kepolisian.
Kepolisian berjanji akan terus melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab utama meninggalnya Kim Sae-ron, termasuk melakukan pemeriksaan medis dan forensik yang lebih mendalam.
Kim Sae-ron mengembuskan napas terakhirnya dalam usia yang masih sangat muda, yaitu 24 tahun. Kepergiannya menjadi pengingat bahwa henti jantung bisa menyerang siapa saja, termasuk mereka yang masih berada dalam usia produktif dan tampak sehat.
Henti jantung atau cardiac arrest adalah kondisi medis darurat di mana jantung tiba-tiba berhenti berdetak, menyebabkan aliran darah ke otak dan organ vital lainnya terhenti. Kondisi ini berbeda dengan serangan jantung. Serangan jantung terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah yang mengalirkan darah ke jantung, sementara henti jantung lebih berkaitan dengan gangguan pada ritme detak jantung yang menjadi tidak teratur. Jika tidak segera ditangani, henti jantung dapat menyebabkan kematian dalam hitungan menit.
Henti jantung mendadak bisa terjadi tanpa gejala yang jelas sebelumnya, meskipun dalam beberapa kasus, ada tanda-tanda awal yang bisa menjadi peringatan.
Ada beberapa gejala yang dapat menjadi indikasi awal seseorang mengalami henti jantung. Jika mengalami tanda-tanda berikut, sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis:
- Tiba-tiba merasa pusing
- Sesak napas yang datang secara mendadak
- Lelah yang berlebihan dan tanpa sebab jelas
- Mual dan muntah
- Detak jantung terasa berdebar atau tidak teratur
- Nyeri dada yang terasa berat atau menekan
- Kesulitan bernapas secara tiba-tiba
- Penurunan kesadaran hingga kehilangan kesadaran (pingsan)
Gejala ini bisa berkembang dengan sangat cepat. Tanpa intervensi yang cepat, seseorang yang mengalami henti jantung akan kehilangan kesadaran dalam hitungan detik, dan kematian bisa terjadi dalam beberapa menit. Oleh karena itu, penting untuk segera melakukan tindakan pertolongan pertama seperti resusitasi jantung paru (CPR) atau menggunakan alat defibrilator eksternal otomatis (AED) jika tersedia.
Penyebab Henti Jantung di Usia Muda
Meskipun lebih sering terjadi pada lansia atau mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung, henti jantung juga dapat menyerang anak muda yang tampaknya sehat. Ada beberapa kondisi medis yang dapat menjadi penyebab utama henti jantung pada usia muda, di antaranya:
1. Kardiomiopati Hipertrofik (Hypertrophic Cardiomyopathy – HCM)
Kardiomiopati hipertrofik merupakan kelainan jantung bawaan yang sering kali tidak terdeteksi sejak dini. Kondisi ini menyebabkan otot jantung menebal secara abnormal, terutama di ruang bawah jantung (ventrikel), sehingga mengganggu aliran darah dan memicu irama jantung yang tidak normal.
Kondisi ini sering ditemukan pada atlet muda dan individu yang aktif secara fisik, karena gejalanya sering kali muncul saat berolahraga. Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami HCM tidak menunjukkan gejala hingga tiba-tiba mengalami henti jantung.
2. Kelainan Arteri Koroner
Beberapa orang terlahir dengan kelainan pada arteri koroner mereka, yaitu pembuluh darah yang memasok darah ke otot jantung. Jika arteri koroner tidak terhubung ke jantung dengan cara yang normal, aliran darah bisa terganggu, terutama saat seseorang melakukan aktivitas fisik.
Kondisi ini sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun hingga dewasa, tetapi bisa menyebabkan serangan jantung mendadak yang berujung pada henti jantung.
3. Miokarditis
Miokarditis adalah peradangan pada dinding jantung yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Dalam beberapa kasus, infeksi bakteri, jamur, atau parasit juga bisa menyebabkan kondisi ini.
Peradangan ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem listrik jantung, yang kemudian mengakibatkan irama jantung yang tidak normal dan meningkatkan risiko henti jantung.
Selain infeksi, reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan miokarditis. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan efek samping obat yang dikonsumsi, terutama jika memiliki riwayat alergi atau masalah jantung.
4. Commotio Cordis
Commotio cordis adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang menerima benturan kuat di area dada, tepat di atas jantung, yang memicu gangguan ritme jantung hingga menyebabkan henti jantung mendadak.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada atlet muda yang bermain olahraga dengan kontak fisik tinggi, seperti baseball, sepak bola, atau tinju.
Commotio cordis bisa terjadi meskipun seseorang memiliki jantung yang sehat, karena benturan yang terjadi pada momen yang sangat spesifik dapat mengganggu sinyal listrik di jantung.
Kematian mendadak akibat henti jantung di usia muda, seperti yang menimpa Kim Sae-ron, menjadi pengingat bahwa kesehatan jantung harus menjadi perhatian bagi semua orang, tidak hanya mereka yang berusia lanjut.
Meskipun beberapa kondisi seperti kelainan genetik tidak bisa dicegah, ada langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko henti jantung, seperti menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin, mengenali faktor risiko, serta menjaga gaya hidup sehat dengan pola makan seimbang, olahraga teratur, dan menghindari stres berlebihan.
Meninggalnya Kim Sae-ron di usia yang masih sangat muda menjadi tragedi yang mendalam bagi dunia hiburan Korea Selatan. Namun, di balik kabar duka ini, penting bagi masyarakat untuk lebih memahami risiko kesehatan jantung dan mengambil langkah pencegahan yang tepat agar kejadian serupa bisa dicegah di masa depan. (Tim Liputan).
Editor : Lan