Pembangkitan Tenaga Surya Mencapai Titik Tertinggi Baru

Editor: Redaksi author photo

Pembangkitan Tenaga Surya Mencapai Titik Tertinggi Baru

KALBARNEWS.CO.ID (RUSIA) 
-
 Pembangkitan listrik tenaga surya global meningkat 30% pada tahun 2024, melampaui 2.000 terawatt-jam (TWh). Secara absolut, pertumbuhan tenaga surya mencapai 475 TWh, yang sebanding dengan konsumsi daya tahunan di Prancis atau Jerman. Menurut Badan Energi Internasional (IEA), pangsa tenaga surya naik dari 5% menjadi 7%. Tanggal 21.02.2025

 

IEA memperkirakan produksi modul PV global akan meningkat sebesar 1.800 TWh per tahun antara tahun 2025 dan 2027, yang menyebabkan tenaga surya menjadi sumber energi terbarukan terbesar kedua setelah turbin angin. Lonjakan dalam pengembangan produksi tenaga surya sebagian besar disebabkan oleh penurunan biaya teknologi. 


Menurut Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), biaya rata-rata pemasangan modul PV telah turun sebesar 86% antara tahun 2010 dan 2023, turun menjadi $758 per kW kapasitas. IRENA memperkirakan bahwa ini adalah angka terendah di antara semua jenis energi terbarukan, termasuk pembangkit listrik tenaga air ($2.806 per kW) dan turbin angin darat dan lepas pantai ($2.800 per kW dan $1.160 per kW, masing-masing).


Kenyamanan penggunaan modul PV dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi faktor. Misalnya, sektor perumahan di Amerika Serikat menyumbang tepat 20% dari kapasitas terpasang panel surya (36,9 GW dari 185,4 GW) pada Januari 2025, sebagian berkat insentif pajak: saat membeli dan memasang modul PV, pengguna dapat mengurangi 30% biaya yang dikeluarkan dari kewajiban pajak penghasilan mereka. 


Di Amerika Serikat, modul PV juga digunakan untuk pasokan listrik di luar jaringan di industri dan sektor jasa, yang menyumbang 10% lagi dari kapasitas surya terpasang secara nasional (18 GW).


Pembangkit listrik tenaga surya di luar jaringan tidak memerlukan infrastruktur jaringan yang rumit, tidak seperti pembangkit listrik tenaga angin (PLTB), yang operatornya terkadang terpaksa menghentikan operasi karena kurangnya kemampuan.


 Ini adalah masalah yang dihadapi oleh regulator Inggris khususnya: tahun lalu, mereka membayar operator PLTB hingga £1 miliar (lebih dari $1,3 miliar) untuk penghentian operasi yang dipaksakan.


Selain itu, pasar melihat munculnya solusi untuk membantu menyeimbangkan penggunaan modul PV kecil dan pembangkit listrik tenaga surya besar. Contoh terbaru termasuk Yotta Block 1 kWh, perangkat berbentuk bata yang dapat ditempatkan di bawah panel surya, serta sistem penyimpanan energi Smartstack (oleh perusahaan Fluence Energy yang berbasis di AS), yang dapat mengisi daya stasiun pengisian bahan bakar yang ditenagai oleh modul PV. (Tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini