Peran TNI dalam Menyukseskan Program MBG: Dari Pembangunan Dapur Sehat hingga Pengamanan
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis atau MBG telah dimulai sejak 6 Januari 2025 sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama bagi anak-anak sekolah dan ibu hamil.
Program ini merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto dalam rangka memastikan setiap warga negara, terutama kelompok rentan, mendapatkan asupan makanan bergizi yang cukup untuk menunjang kesehatan dan pertumbuhan mereka.
Sebagai bentuk dukungan terhadap program ini, Tentara Nasional Indonesia (TNI) turut berperan aktif dalam menyukseskan pelaksanaan MBG di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu kontribusi utama TNI dalam program ini adalah membantu pembangunan dan operasional dapur sehat yang berfungsi sebagai tempat pengolahan dan distribusi makanan sebelum sampai kepada penerima manfaat.
Pembangunan 300 Dapur Sehat di Indonesia
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengungkapkan bahwa dapur sehat yang menjadi pendukung utama dalam program Makan Bergizi Gratis telah dibangun hampir 300 unit di seluruh Indonesia. Dapur-dapur ini dirancang untuk memastikan makanan yang diberikan kepada masyarakat diproses dengan standar kesehatan dan gizi yang optimal.
“Dapur sehat yang menyiapkan makanan bergizi untuk masyarakat itu sampai dengan sekarang sudah ada lebih dari 200 unit, bahkan mungkin sudah mencapai 300 unit, yang semuanya berada di bawah koordinasi Badan Gizi Nasional,” ujar Jenderal Maruli saat melakukan kunjungan kerja ke Makorem Wira Satya Denpasar, Bali, pada Sabtu, 8 Februari 2025.
Keberadaan dapur sehat ini sangat penting karena menjadi pusat utama dalam proses pengolahan makanan yang akan dikonsumsi oleh penerima manfaat MBG. Dengan adanya dapur sehat, pemerintah dapat memastikan bahwa makanan yang didistribusikan benar-benar sesuai dengan standar gizi dan kebersihan yang telah ditetapkan.
Peran TNI dalam Membantu Program MBG
Jenderal Maruli menegaskan bahwa TNI AD bukanlah pihak yang mengambil kebijakan utama dalam pelaksanaan MBG, melainkan hanya bertindak sebagai pendukung agar program ini dapat berjalan dengan lancar. Kewenangan penuh dalam pengelolaan MBG berada di tangan Badan Gizi Nasional (BGN).
“Yang paling mempunyai kewenangan dalam menjelaskan dan mengatur program ini harusnya adalah Badan Gizi Nasional. Kami, dari TNI AD, hanya membantu untuk memastikan program ini berjalan dengan baik di lapangan,” ujarnya.
Jenderal Maruli juga menjelaskan bahwa sejak awal, BGN telah bekerja sama dengan TNI AD dalam berbagai aspek teknis, termasuk dalam pencarian lokasi dapur sehat, pendataan siswa dan ibu hamil sebagai penerima manfaat, serta pengelolaan tenaga kerja dan kendaraan distribusi makanan.
“Badan Gizi Nasional dari awal sudah bekerja sama dengan kami dalam berbagai hal, mulai dari mencari lokasi yang strategis, mendata siswa dan ibu hamil yang akan menerima manfaat, hingga menyiapkan tenaga kerja serta kendaraan distribusi makanan. Ini semua kami bantu untuk memastikan kelancaran program,” tambahnya.
Selain membantu dalam pembangunan dan pengelolaan dapur sehat, TNI AD juga siap diterjunkan untuk mengamankan jalannya program MBG, terutama di daerah-daerah yang memiliki potensi konflik. Hal ini menjadi perhatian khusus mengingat adanya beberapa laporan mengenai penolakan terhadap program MBG di daerah tertentu, termasuk Papua.
Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan bahwa TNI siap turun tangan untuk mengamankan program ini di berbagai wilayah, terutama di daerah yang masih menghadapi gangguan keamanan.
“Situasi di beberapa daerah belum sepenuhnya kondusif. Oleh karena itu, kami perlu memastikan bahwa dapur-dapur ini tetap dapat beroperasi dengan baik dan aman. Satuan tugas teritorial TNI Angkatan Darat akan dikerahkan untuk membantu pelaksanaan program ini di wilayah-wilayah yang rawan konflik,” kata Sjafrie dalam keterangannya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa, 4 Februari 2025.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, juga menegaskan bahwa MBG adalah program universal yang dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Papua. Ia menekankan bahwa jika ada ancaman terhadap program ini, aparat keamanan siap turun tangan.
“Program Makan Bergizi Gratis adalah program nasional yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Papua. Jika ada pihak yang mencoba menghalangi atau mengancam pelaksanaan program ini, maka mereka harus siap berhadapan dengan TNI atau Polri,” ujar Hasan pada Rabu, 5 Februari 2025 di Jakarta.
Biaya Pembangunan Dapur Sehat MBG
Dalam kesempatan yang sama, Jenderal Maruli Simanjuntak juga mengungkapkan perkiraan biaya yang diperlukan untuk membangun dapur sehat sebagai bagian dari infrastruktur pendukung program MBG. Ia menekankan bahwa pembangunan dapur sehat tidak hanya bertujuan untuk mendukung program pemerintah, tetapi juga dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal.
“Kalau program ini berjalan dengan baik, maka otomatis roda ekonomi di sekitar dapur sehat juga akan berputar. Dapur sehat memerlukan bahan makanan seperti beras, sayur, daging, dan lainnya, yang tentunya akan meningkatkan perekonomian lokal,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa berdasarkan perhitungan yang disampaikan oleh Presiden Prabowo, pembangunan satu unit dapur sehat dapat menghabiskan anggaran hingga Rp7 miliar. Anggaran ini mencakup pembangunan fasilitas, pengadaan peralatan, serta biaya operasional awal.
“Kalau belajar dari penyampaian Bapak Presiden, hitungannya bisa mencapai Rp7 miliar untuk satu dapur sehat. Itu mencakup seluruh aspek, mulai dari pembangunan fisik hingga pengadaan bahan baku dan peralatan,” tambah Maruli.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan dukungan penuh dari TNI, program Makan Bergizi Gratis diharapkan dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Pemerintah juga terus melakukan evaluasi dan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa pelaksanaan MBG benar-benar efektif dan tepat sasaran. (Tim Liputan).
Editor : Lan