Arab Saudi Luncurkan Proyek Penangkapan Udara Langsung

Editor: Redaksi author photo

Arab Saudi Luncurkan Proyek Penangkapan Udara Langsung

KALBARNEWS.CO.ID (ARAB SAUDI)
Saudi Aramco telah mengoperasikan unit percobaan penangkapan udara langsung (DAC) dengan kapasitas 12 ton CO2 per tahun. 


Proyek ini akan memungkinkan pengujian teknologi yang akan digunakan untuk membuat hub dengan kapasitas 9 juta ton CO2 per tahun, yang direncanakan akan dibangun Saudi Aramco di kota Jubail di timur Arab Saudi bersama dengan Linde dan SLB.Tanggal 21.03.2025

  

Sementara unit penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) digunakan untuk memurnikan gas buang dari pembangkit listrik termal dan industri intensif karbon, teknologi DAC biasanya digunakan di ruang terbuka untuk meningkatkan kualitas udara atmosfer.


Biaya teknologi ini sangat bervariasi. Sementara biaya operasi unit CCS berkisar antara $50 hingga $250 per ton CO2, biaya operasi unit DAC berkisar antara $400 dan $700 per ton CO2 (sebagaimana diperkirakan oleh S&P Global Platts), termasuk dehidrasi dan pencairan karbon dioksida untuk pengiriman ke pengguna akhir. 


Yang terakhir ini mencakup produsen daging dan soda, serta operator pembangkit listrik tenaga nuklir yang menggunakan karbon dioksida untuk mendinginkan reaktor nuklir.


Minat penghasil emisi CO2 utama terhadap teknologi CCS dan DAC terkait dengan kemungkinan peningkatan indikator pelaporan lingkungan, termasuk untuk emisi Cakupan 1, yang mencakup emisi dari ekstraksi bahan baku dan produksi produk yang intensif karbon.


Tidak seperti emisi Cakupan 2 dan Cakupan 3, emisi tersebut tidak dapat dikurangi dengan beralih ke sumber listrik yang bersih atau penggunaan produk yang lebih rasional oleh pengguna akhir.


Meskipun berstatus sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia, Arab Saudi memiliki rencana ambisius untuk pengembangan energi rendah karbon. 


Secara khusus, pemerintah Arab Saudi berupaya meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi negara tersebut menjadi 50% pada tahun 2030, dari hanya 1,4% pada tahun 2023. 


Tahun lalu, negara tersebut memiliki 25 proyek energi terbarukan dengan total kapasitas 21,4 GW pada tahap perencanaan, yang setengahnya diharapkan beroperasi sebelum akhir tahun 2026.(Tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini