Ifan Seventeen: "Bukan Sidak, Tapi Perhatian dari Negara"
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, bersama jajaran Komisi VI DPR RI melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kantor PT Produksi Film Negara (PFN) pada Jumat, 14 Maret 2025. Sidak ini bertujuan untuk meninjau langsung kondisi gedung, studio, serta fasilitas yang dimiliki oleh satu-satunya BUMN di bidang perfilman tersebut.
Rombongan DPR tiba di kompleks gedung PFN sekitar pukul 09.00 WIB dan langsung melakukan peninjauan ke berbagai bagian kantor serta studio yang ada di sana. Dalam sidak ini, Sufmi Dasco Ahmad menunjukkan keprihatinannya terhadap kondisi PFN, yang menurutnya masih jauh dari standar yang ideal sebagai pusat produksi konten negara.
“Kami telah melihat kondisi terkini perusahaan film negara dengan keadaan yang cukup memprihatinkan, bangunan lama,” ujar Dasco saat menemui wartawan usai berkeliling.
Ia menambahkan bahwa banyak studio di PFN yang tidak memiliki peralatan yang memadai untuk produksi film berkualitas. Bahkan, beberapa studio disebutnya dalam kondisi yang mengkhawatirkan dan minim sarana pendukung.
“Semuanya kurang, peralatan nggak ada sama sekali,” kata Dasco.
“Studio ada yang bagus, tapi banyak yang memprihatinkan,” lanjutnya.
Selain itu, Dasco juga menyoroti kurangnya fasilitas pendukung yang seharusnya bisa membantu PFN berkembang sebagai pusat produksi konten nasional.
“Sarana pendukung sangat minim,” tegasnya.
Meski demikian, Dasco menegaskan bahwa sidak ini bukan bertujuan untuk mencari kesalahan, melainkan sebagai bentuk dukungan DPR agar PFN bisa berkembang lebih baik.
“Kita lihat dinamika, kita sidak, dan kita tadi berpikiran benar-benar ini sangat kita dukung dan kita akan terus dukung perusahaan film ini menjadi pusat konten negara,” ucapnya.
Sidak ini juga menjadi momen penting bagi Riefan Fajarsyah atau Ifan Seventeen, yang baru saja diangkat sebagai Direktur Utama PT PFN. Sebagai pimpinan baru, Ifan memberikan pandangan berbeda mengenai kunjungan DPR tersebut.
Ia menilai bahwa kedatangan DPR bukanlah sebuah sidak dalam arti inspeksi mendadak yang bersifat pengawasan ketat, melainkan lebih sebagai bentuk perhatian dan dukungan dari negara terhadap PFN.
“Kita bersyukur banget setelah puluhan tahun, bahkan kita tidak, belum pernah diberi ruang audiensi di komisi di DPR, Alhamdulillah hari ini malah didatangi,” ujar Ifan.
Menurutnya, kedatangan DPR ini menjadi momentum bersejarah bagi PFN, karena untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama, perusahaan mendapatkan perhatian langsung dari para wakil rakyat.
“Jadi ini bentuknya bukan sidak, lebih ke perhatian, akhirnya negara bisa hadir di PFN. Ini hari yang bersejarah bagi PFN,” imbuhnya.
Dengan kondisi yang masih jauh dari ideal, tantangan besar kini menanti Ifan Seventeen dalam memimpin PFN. Sebagai Direktur Utama, ia harus mampu mencari solusi atas keterbatasan fasilitas dan sumber daya yang ada, sekaligus membawa PFN ke arah yang lebih profesional dan kompetitif di industri perfilman nasional.
Dukungan dari pemerintah dan DPR diharapkan dapat menjadi dorongan bagi PFN untuk bangkit dan kembali menjadi pusat produksi film yang mampu bersaing dengan industri film swasta serta memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan perfilman nasional. (Tim Liputan).
Editor : Lan