India Menghubungkan Reaktor Nuklir Baru Ke Jaringan Listrik Nasional

Editor: Redaksi author photo

India Menghubungkan Reaktor Nuklir Baru Ke Jaringan Listrik Nasional

KALBARNEWS.CO.ID (INDIA)
NPCIL India telah menghubungkan unit daya ketujuh dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Rajasthan ke jaringan listrik nasional di negara bagian Rajasthan di barat laut. 


Unit daya baru ini dilengkapi dengan reaktor air berat berkapasitas 700 MW, yang menggunakan deuterium oksida (D2O) sebagai pendingin dan moderator neutron. Reaktor ini dicirikan oleh efisiensi neutron yang tinggi, yang memungkinkan penggunaan neutron tambahan untuk menghasilkan isotop.  Tanggal 21.03.2025


Koneksi ke jaringan listrik akan memungkinkan operator untuk melakukan serangkaian uji teknis yang diperlukan untuk komisioning penuh. Unit daya baru tersebut merupakan reaktor air berat ke-19 di India, sekaligus unit daya nuklir ke-21 yang beroperasi. 


Namun, armada PLTN negara tersebut akan menambah lebih banyak reaktor air ringan yang menggunakan air biasa sebagai pengganti deuterium oksida dalam beberapa tahun mendatang. Di antaranya akan terdapat empat unit daya baru di PLTN Kudankulam, yang akan dilengkapi dengan reaktor VVER-1000.


India menempati peringkat kedua di dunia dalam hal kecepatan pembangunan PLTN. Menurut IAEA, ada tujuh unit pembangkit listrik dengan total kapasitas bersih 5,4 GW yang sedang dibangun di India hingga Maret 2025. Dalam hal ini, India berada di peringkat kedua setelah Tiongkok (dengan 28 reaktor dengan total 29,6 GW). 


Minat terhadap pengembangan energi nuklir sebagian besar terkait dengan permintaan energi yang tumbuh pesat. Konsumsi daya keseluruhan India meningkat sebesar 70% antara tahun 2013 dan 2023 (menjadi 1.957 TWh), sedangkan laju pengoperasian PLTN bertenaga batu bara melambat secara signifikan: kapasitas tahunan rata-rata pembangkit listrik bertenaga batu bara yang diluncurkan secara nasional berubah dari 16,8 GW antara tahun 2010 dan 2014 menjadi 4,4 GW antara tahun 2020 dan 2024 (data oleh Global Energy Monitor).


Kesenjangan ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan energi rendah karbon, termasuk energi terbarukan. Menurut Mercom India, kapasitas panel surya yang baru dipasang di seluruh India meroket dari 8,3 GW pada tahun 2023 menjadi 25,2 GW pada tahun 2024, dengan kapasitas terpasang semua jenis energi terbarukan melebihi 200 GW pada akhir tahun lalu. 


Pemerintah negara tersebut berencana untuk meningkatkan angka ini menjadi 500 GW pada tahun 2030. (Tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini