Membandingkan Kebakaran Kilang Pertamina Cilacap 2021 dan 2025: Penyebab, Respons, dan Dampaknya
KALBARNEWS.CO.ID (CILACAP) - Sedang hangat diperbincangkan di media sosial (medsos) terkait insiden kebakaran di kawasan Kilang Minyak milik PT Pertamina Internasional Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), pada Kamis, 27 Februari 2025, sekitar pukul 11.00 WIB. Insiden kebakaran ini terjadi pada salah satu tangki Kilang Pertamina Cilacap dan sempat menuai sorotan publik di media sosial hingga akhirnya padam pada hari yang sama sekitar pukul 17.00 WIB.
General Manager PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap, Wahyu Sulistyo Wibowo, menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan proses pendinginan oleh petugas internal guna memastikan tidak ada lagi potensi api yang bisa menyala kembali.
"Saat ini sudah padam. Titik api muncul sekitar menjelang makan siang. Api padam di jam 16.58 WIB. Upaya-upaya pendinginan tetap kita lakukan dan yang penting tidak menimbulkan korban jiwa, serta pelayanan ke masyarakat tidak berkurang," ucap Wahyu kepada awak media di Cilacap, Jateng, pada Kamis, 27 Februari 2025.
Banyak masyarakat yang mempertanyakan dampak insiden ini terhadap distribusi bahan bakar minyak (BBM). Namun, Wahyu memastikan bahwa suplai BBM tetap aman dan tidak mengalami gangguan.
"Suplai BBM tetap lancar karena kondisi operasi dan kapasitas unit sama sekali tidak ada penurunan," tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun terjadi kebakaran, unit kilang yang beroperasi tetap berjalan normal karena tangki yang terbakar sedang dalam kondisi tidak aktif.
"Karena tidak ada hiruk pikuk di dalam kilang yang signifikan sebagaimana adanya kebakaran peralatan yang beroperasi," lanjutnya.
Wahyu menjelaskan bahwa awal mula asap di Kilang Pertamina Cilacap berasal dari Tangki 38T 101 yang sudah tidak beroperasi. Asap tersebut muncul akibat sumber api kecil yang berasal dari sludge atau lumpur yang terbakar.
"Terkait asap yang timbul, ini merupakan asap dari kebakaran sludge, yaitu lumpur yang ada di dalam tangki. Kenapa bisa terjadi, karena lumpur ini idle dan tidak beroperasi," sebut Wahyu.
Berkaca dari insiden ini, publik mengingat bahwa pernah terjadi kebakaran serupa di Cilacap pada tahun 2021. Saat itu, warga yang tinggal di sekitar kilang minyak merekam dan mengunggah video kondisi kobaran api dan asap yang membumbung ke udara, menciptakan kepanikan di kalangan masyarakat.
Dalam dua insiden kebakaran tersebut, titik api diketahui muncul dari tangki yang berbeda meskipun sama-sama terjadi di kawasan Kilang Minyak Pertamina Cilacap. Pada tahun 2025 ini, asap dan api berasal dari Tangki 38T 101 yang sudah tidak beroperasi, sementara pada insiden tahun 2021, titik api bermula dari tangki 36T 102 yang bahkan memunculkan api kedua sehingga membutuhkan waktu ekstra untuk pemadaman kebakaran.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) saat itu, Nicke Widyawati, mengatakan bahwa dalam insiden tahun 2021, api pertama yang muncul dari tangki 36T 102 sempat berhasil dipadamkan, namun muncul api kedua yang memperpanjang durasi pemadaman.
"Dari semalam jam 23.05 WIB itu api sudah bisa dipadamkan sekitar 80 menit, namun kemudian foam terbuka dan ada api kedua sehingga dilakukan fire fighting hingga pagi hari. Untuk penanganan api kedua, cukup membutuhkan waktu ekstra," ujar Nicke dalam konferensi pers virtual pada November 2021 lalu.
Sejumlah pihak meminta agar insiden kebakaran seperti ini tidak kembali terulang, mengingat Kilang Cilacap merupakan salah satu fasilitas penyulingan minyak terbesar di Indonesia yang berperan penting dalam distribusi BBM nasional Pertamina sendiri telah menegaskan komitmennya dalam meningkatkan sistem keselamatan dan keamanan operasional dengan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur pemeliharaan dan pencegahan risiko kebakaran.
"Kami akan melakukan investigasi mendalam terkait insiden ini untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Keselamatan adalah prioritas utama kami," ungkap Wahyu.
Selain itu, Pertamina juga telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan dinas pemadam kebakaran untuk memastikan tidak ada dampak lanjutan akibat kebakaran tersebut. Kapolresta Cilacap, Kombes Pol Ruruh Wicaksono, turut memberikan keterangan bahwa kejadian ini bukanlah kebakaran besar yang berdampak luas pada operasional kilang, melainkan hanya asap yang muncul dari proses pemeliharaan tangki yang sedang dilakukan secara berkala.
"Hasil konfirmasi dari pihak Pertamina melalui Area Manager Communication, Relations, and CSR Kilang Cilacap menyatakan bahwa itu bukan kebakaran besar, namun asap tebal yang berasal dari tangki dalam proses pembersihan berkala," jelas Ruruh.
Dengan demikian, insiden ini tidak berdampak pada operasional kilang secara keseluruhan dan masyarakat tidak perlu khawatir terkait ketersediaan BBM. Meskipun insiden ini telah ditangani dengan baik, publik berharap agar standar keselamatan di kilang minyak semakin ditingkatkan agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan. (Tim Liputan).
Editor : Lan