PFN Bertahan dengan Sewa Ruangan, Ifan Seventeen Optimis Bangkitkan Perfilman

Editor: Redaksi author photo

PFN Bertahan dengan Sewa Ruangan, Ifan Seventeen Optimis Bangkitkan Perfilman

KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - 
Berbagai upaya tengah dilakukan PT Produksi Film Negara (PFN) untuk kembali bangkit setelah bertahun-tahun mengalami kesulitan finansial dan minimnya dukungan fasilitas. Di bawah kepemimpinan Riefian Fajarsyah atau yang lebih dikenal sebagai Ifan Seventeen, PFN berusaha keluar dari kondisi memprihatinkan yang saat ini membelenggu operasionalnya.


Saat Komisi VI DPR RI melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kantor PFN pada Jumat, 21 Maret 2025, mereka menemukan berbagai kekurangan yang menghambat kinerja perusahaan film milik negara ini. Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco, yang ikut dalam sidak tersebut mengungkapkan bahwa PFN mengalami keterbatasan fasilitas yang cukup parah.


“Semuanya kurang, peralatan nggak ada sama sekali, studio ada yang bagus tapi banyak yang memprihatinkan,” kata Dasco saat berbicara kepada media usai sidak.


Selain itu, ia juga menyoroti minimnya sarana pendukung yang diperlukan untuk menunjang aktivitas produksi film di PFN. Menurutnya, sebagai sebuah perusahaan film milik negara, PFN seharusnya memiliki dana yang cukup untuk mengembangkan industri perfilman nasional, namun kenyataan di lapangan menunjukkan sebaliknya.


“Dana produksi PFN tersendat-sendat, padahal mereka ini perusahaan film milik negara yang seharusnya menjadi pilar utama industri perfilman di Indonesia,” ujarnya menambahkan.


Menanggapi hal tersebut, Ifan Seventeen yang kini menjabat sebagai Direktur Utama PFN menyampaikan pandangannya melalui unggahan di akun Instagram pribadinya. Dalam unggahan tersebut, Ifan secara terbuka mengungkapkan kondisi keuangan PFN yang tidak mendapatkan aliran dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).


“PFN tidak mendapatkan anggaran dari APBN, jadi seluruh operasionalnya bergantung sepenuhnya pada pemasukan perusahaan sendiri,” tulis Ifan dalam unggahannya.


Dengan kondisi keuangan yang serba terbatas, Ifan menjelaskan bahwa PFN harus mengandalkan sumber pemasukan alternatif untuk menjaga kelangsungan operasionalnya. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi PFN adalah pergeseran teknologi dari analog ke digital, yang membuat banyak peralatan produksi mereka menjadi usang dan tidak lagi bisa digunakan.


“Dikarenakan shifting dari analog ke digital yang begitu cepat, banyak peralatan syuting PFN yang sudah tidak bisa dipakai sejak lama,” jelas Ifan.


Dalam situasi sulit ini, PFN hanya memiliki satu studio besar yang masih bisa digunakan untuk produksi film. Namun, studio ini lebih banyak disewakan kepada pihak lain sebagai sumber pemasukan.


“PFN punya satu studio besar yang Alhamdulillah masih bisa dipakai untuk syuting, namanya ‘Black Box’, tapi sifatnya lebih disewakan untuk mendapatkan pemasukan,” tulis Ifan.


Selain menyewakan studio, PFN juga mengandalkan penyewaan ruangan-ruangan di bangunan tuanya sebagai sumber pendapatan. Ifan mengungkapkan bahwa berbagai jenis usaha kini menyewa ruangan di kantor PFN, mulai dari coffeeshop, Lembaga Bantuan Hukum (LBH), biro perjalanan umroh, tempat bermain biliar, hingga tempat lomba kicau burung.


“PFN bisa hidup perlahan hanya dengan menyewakan ruangan-ruangan di bangunan tuanya,” tulis Ifan lagi.


Terlepas dari segala tantangan yang dihadapi, Ifan tetap optimis bahwa PFN bisa bangkit kembali. Ia menganggap perannya sebagai Direktur Utama bukan sekadar tugas administratif, melainkan bentuk pengabdian kepada industri kreatif di Indonesia.


“Ke depan, saya hanya akan menyajikan perkembangan terbaru soal PFN, Insya Allah akan menjadi perkembangan yang positif setiap harinya,” ungkapnya dalam unggahan tersebut.


Langkah Ifan dalam membangkitkan kembali PFN akan menjadi tantangan besar, terutama mengingat kondisi keuangan dan fasilitas yang sangat terbatas. Namun, dengan komitmen dan inovasi yang terus dilakukan, ada harapan bahwa PFN bisa kembali menjadi pemain utama dalam industri perfilman nasional. (Tim liputan).

Editor : Lan

Share:
Komentar

Berita Terkini