Puan Maharani: Pertemuan Anak Presiden Bisa Jadi Awal Silaturahmi Para Pemimpin RI
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Ketua DPR RI Puan Maharani menanggapi pertemuan anak-anak Presiden RI yang terjadi dalam acara ulang tahun putra Presiden Prabowo Subianto, Ragowo Hediprasetyo atau Didit Hediprasetyo.
Sebelumnya, melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @puanmaharani, pada Sabtu, 22 Maret 2025, Puan menyampaikan pandangannya terkait momen kebersamaan tersebut. Menurut Puan, pertemuan serupa dalam bentuk silaturahmi sangat memungkinkan untuk dilakukan oleh para Presiden RI, baik yang masih menjabat maupun yang sudah purna tugas.
“Insyaallah, tidak ada yang tidak mungkin. Silaturahmi itu selalu akan bisa dilakukan,” ujar Puan saat ditemui di Kompleks Parlemen pada Senin, 25 Maret 2025.
Puan menambahkan bahwa hingga saat ini memang belum pernah ada pertemuan resmi yang dihadiri langsung oleh Presiden RI dari berbagai era. Namun, ia tidak menutup kemungkinan bahwa hal itu bisa saja terjadi di masa mendatang.
“Jadi mungkin tidak sekarang, tapi Insyaallah akan terjadi,” kata Puan.
Sebelumnya, momen kebersamaan anak-anak Presiden RI menjadi sorotan publik setelah mereka berkumpul dalam perayaan ulang tahun Didit Hediprasetyo pada Sabtu, 22 Maret 2025. Kehadiran mereka terlihat dalam sejumlah foto yang diunggah oleh Yenny Wahid, putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), di media sosial. Selain itu, Annisa Pohan, istri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang merupakan menantu Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), juga membagikan momen tersebut di akun Instagramnya.
Dalam pertemuan tersebut, tampak beberapa anak presiden dari berbagai generasi, di antaranya Guntur Soekarnoputra (putra Presiden pertama RI Soekarno), Siti Hediati Haryadi atau Titiek Soeharto (putri Presiden ke-2 RI Soeharto), Ilham Akbar Habibie (putra Presiden ke-3 RI BJ Habibie), dan Yenny Wahid (putri Presiden ke-4 RI Gus Dur).
Momen itu juga dihadiri oleh Puan Maharani (putri Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri), Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono), Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep (putra Presiden ke-7 RI Joko Widodo), serta tuan rumah acara, Didit Hediprasetyo (putra Presiden RI saat ini, Prabowo Subianto).
Setelah pertemuan tersebut, AHY mengungkapkan bahwa momen kebersamaan itu berlangsung dalam suasana yang positif dan penuh kehangatan.
“Dan saya rasa indah kalau antar pemimpin, antar tokoh, juga keluarganya ini juga bisa terus menyambung silaturahmi, dan juga terus memiliki energi positif,” ujar AHY pada Minggu, 23 Maret 2025, malam.
Banyak pihak menilai pertemuan tersebut sebagai langkah baik untuk mempererat hubungan antara keluarga pemimpin bangsa. Meski berasal dari latar belakang politik yang berbeda, kebersamaan ini menunjukkan bahwa persatuan tetap bisa dijaga melalui silaturahmi.
Pakar politik dari Universitas Indonesia, Dr. Dedi Supriyadi, menyatakan bahwa momen seperti ini dapat menciptakan ruang komunikasi yang lebih cair di antara para pemimpin dan keluarganya.
“Dalam politik, ada persaingan dan perbedaan pendapat, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana komunikasi tetap terjaga. Pertemuan ini menunjukkan bahwa hubungan personal tetap dapat terjalin dengan baik meskipun ada perbedaan politik,” jelas Dr. Dedi.
Di sisi lain, beberapa pihak menilai bahwa silaturahmi ini memiliki makna yang lebih dari sekadar pertemuan sosial. Banyak masyarakat menilai bahwa hubungan baik antara keluarga presiden dapat menjadi sinyal positif bagi stabilitas politik di Indonesia.
Sejumlah komentar positif pun membanjiri unggahan yang menampilkan momen tersebut di media sosial. Banyak netizen yang mengapresiasi kebersamaan anak-anak presiden yang hadir.
“Wah keren, semoga bisa jadi contoh buat masyarakat kalau persatuan itu lebih penting dari perbedaan politik,” tulis seorang warganet.
“Senang lihat para anak Presiden bisa akrab satu sama lain. Semoga pertemuan ini bisa membawa dampak positif untuk bangsa,” komentar netizen lainnya.
Meski demikian, ada pula yang mempertanyakan apakah pertemuan ini hanya bersifat simbolis atau akan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
“Silaturahmi sih bagus, tapi apakah ini hanya sekadar seremonial atau bakal ada dampak nyata untuk rakyat?” tanya seorang netizen.
Kini, publik menantikan apakah pertemuan serupa akan kembali digelar dalam kesempatan lain, termasuk kemungkinan mempertemukan para Presiden RI secara langsung seperti yang disinggung oleh Puan Maharani.
Sejauh ini, belum ada kepastian mengenai agenda pertemuan lanjutan tersebut. Namun, jika terealisasi, hal ini bisa menjadi momentum bersejarah dalam politik Indonesia, di mana para Presiden dari berbagai era dapat bertemu dalam satu forum untuk membahas kepentingan bangsa secara lebih luas.
Kini semua mata tertuju pada langkah selanjutnya. Apakah pertemuan anak-anak presiden ini akan menjadi awal dari tradisi baru dalam dunia politik Indonesia? Publik tentu akan terus menanti perkembangan selanjutnya. (Tim Liputan).
Editor : Lan