Setelah 5 Pekan Dirawat, Paus Fransiskus Kembali ke Vatikan untuk Pemulihan
KALBARNEWS.CO.ID (ITALIA) - Setelah menjalani perawatan intensif akibat pneumonia ganda, Paus Fransiskus dikabarkan harus belajar berbicara kembali. Hal ini terjadi karena efek samping dari terapi oksigen aliran tinggi yang ia jalani selama beberapa pekan di Rumah Sakit Gemelli, Roma.
Kondisi terbaru Paus diungkapkan oleh Kardinal Vatikan, Victor Manuel Fernandez, dalam acara peluncuran buku terbaru pemimpin Gereja Katolik tersebut.
"Paus dalam kondisi sangat baik, tetapi oksigen aliran tinggi mengeringkan segalanya," kata Fernandez, dikutip Reuters, Jumat 21 Maret 2025.
Fernandez menjelaskan bahwa meskipun kondisi fisik Paus masih stabil, efek terapi oksigen yang berkepanjangan membuatnya harus kembali melatih cara berbicara.
"Dia (Paus Fransiskus) perlu belajar kembali cara berbicara, tetapi kondisi fisiknya secara keseluruhan masih seperti sebelumnya," imbuhnya.
Diketahui, Paus Fransiskus telah menjalani perawatan selama lebih dari lima pekan akibat pneumonia ganda yang menyerang kedua paru-parunya. Selama dirawat, Vatikan hanya sekali merilis suara Paus pada 6 Maret 2025, yang saat itu terdengar serak dan sesak.
Dalam pembaruan terbaru pada Jumat, Kantor Pers Takhta Suci Vatikan menyatakan bahwa kondisi Paus stabil.
"Pada malam hari, dia tak lagi menggunakan ventilasi mekanis dengan masker, tetapi menerima oksigenasi aliran tinggi melalui kanula hidung," demikian pernyataan resmi Vatikan yang dikutip Vatican News.
Pada siang hari, penggunaan oksigen aliran tinggi semakin dikurangi seiring dengan perbaikan kondisi Paus. Dokter menyebut bahwa fungsi pernapasan dan motorik Paus Fransiskus mulai membaik, meskipun belum ada kepastian kapan ia bisa keluar dari rumah sakit.
Selama masa pemulihan, Paus tidak menerima pengunjung dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk berdoa, menjalani terapi, serta melakukan pekerjaan ringan. Ia tetap menjalankan tugas kepausannya dalam kapasitas terbatas, termasuk menandatangani dokumen penting dan menerima laporan dari para pejabat Vatikan.
Namun, akhirnya Paus Fransiskus muncul di balkon Rumah Sakit Gemelli pada Minggu, 23 Maret 2025, dalam penampilan publik pertamanya setelah lima pekan dirawat. Ia tampak mengacungkan jempol dan melambaikan tangan ke arah kerumunan umat yang berkumpul. Meski terlihat lelah, ia tetap menyapa jemaat yang hadir.
"Saya melihat perempuan ini dengan bunga-bunga kuning. Brava!" ucap Paus dengan suara yang masih terdengar lemah. Ia juga sempat membuat tanda salib sebelum kembali didorong masuk ke dalam dengan kursi roda.
Melansir Irish Examiner, banyak umat yang bersorak "Viva il Papa!" dan "Papa Francesco!" sebagai ungkapan kegembiraan atas kondisi Paus yang semakin membaik. Beberapa umat bahkan menangis haru melihat pemimpin spiritual mereka kembali muncul setelah berminggu-minggu dirawat.
Kepulangannya ke Vatikan pada Minggu sore dilakukan dengan pengamanan ketat. Paus Fransiskus dibawa menggunakan mobil kepausan dan langsung menuju kediamannya di Domus Sanctae Marthae, tempat ia akan menjalani masa pemulihan lebih lanjut.
Tim dokter menyarankan agar ia menghindari pertemuan besar dan aktivitas berat selama dua bulan ke depan agar dapat pulih sepenuhnya. Namun, mereka juga optimistis bahwa setelah pulih sepenuhnya, Paus akan bisa kembali menjalankan tugas-tugasnya seperti biasa, termasuk audiensi mingguan di Lapangan Santo Petrus dan perjalanan pastoral.
Meskipun masih dalam tahap pemulihan, umat Katolik di seluruh dunia merasa lega dan bersyukur atas kesembuhan Paus setelah menjalani rawat inap terpanjang dalam 12 tahun kepausannya. Banyak yang percaya bahwa doa-doa mereka telah dijawab dengan kesembuhan Paus.
Sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Italia Sergio Mattarella dan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, mengirimkan ucapan selamat kepada Paus atas kepulangannya. Para pemimpin Gereja Katolik dari berbagai negara juga menyampaikan harapan agar Paus segera pulih dan kembali memimpin umat dengan penuh semangat.
Kini, Paus Fransiskus akan menjalani masa pemulihan di Vatikan dengan jadwal yang lebih ringan. Meskipun demikian, ia tetap berkomitmen untuk melanjutkan misinya dalam memperjuangkan perdamaian, keadilan sosial, dan kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia. (Tim Liputan).
Editor : Lan