Tanggap Darurat di Sukabumi: 30 Desa Terdampak Tanah Longsor, 12 Desa Dilanda Banjir
KALBARNEWS.CO.ID (SUKABUMI) - Bencana banjir yang disertai tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah pedesaan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin, 10 Maret 2025, telah menarik perhatian publik di seluruh Tanah Air. Bencana ini, yang terjadi akibat curah hujan yang sangat tinggi, menyebabkan kerusakan yang parah, dengan sejumlah korban jiwa dan kerugian material yang besar. Pemerintah Kabupaten Sukabumi bersama berbagai instansi terkait masih berfokus pada upaya tanggap darurat untuk mengurangi dampak bencana ini.
Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui rapat koordinasi lintas sektor telah menetapkan tiga kecamatan yang masih dalam masa tanggap darurat, yaitu Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kecamatan Simpenan, dan Kecamatan Lengkong. Ketiga kecamatan ini merupakan wilayah yang paling terdampak oleh bencana tanah longsor dan banjir yang terjadi. Menurut informasi yang diberikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), peristiwa bencana ini telah mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan yang signifikan.
Hingga saat ini, BNPB mencatat bahwa sebanyak lima orang meninggal dunia akibat bencana ini, sementara empat orang lainnya masih dalam pencarian. Tim SAR gabungan yang terdiri dari berbagai pihak, termasuk aparat TNI, Polri, dan relawan, terus bekerja keras mencari korban yang hilang. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa pencarian korban hilang masih terus dilakukan oleh Tim SAR yang bekerja tanpa kenal lelah di lapangan.
"Korban hilang sampai saat ini masih dalam pencarian tim SAR gabungan," ungkap Abdul dalam keterangan resminya di Jakarta, pada Minggu, 10 Maret 2025.
Selain itu, data terkini yang diterima oleh BNPB menunjukkan bahwa bencana ini telah merendam 12 desa yang dilanda banjir, sementara 30 desa lainnya di 22 kecamatan di Kabupaten Sukabumi mengalami tanah longsor. Meskipun bencana banjir telah surut sepenuhnya di seluruh wilayah yang terdampak, tim SAR dan pihak berwenang masih berada di lokasi kejadian untuk melakukan berbagai upaya tanggap darurat. Abdul Muhari juga menjelaskan bahwa meskipun banjir sudah surut, upaya untuk memastikan keamanan dan kenyamanan para pengungsi serta pencarian korban hilang terus dilakukan.
Seiring dengan upaya tanggap darurat yang masih berlangsung, BNPB juga mengungkapkan bahwa proses pemulihan pasca bencana menjadi salah satu fokus utama. Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah mengerahkan alat berat, seperti ekskavator, untuk membantu membersihkan puing-puing tanah longsor dan mempercepat upaya pencarian korban. Selain itu, tiga posko darurat telah diaktifkan untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak bencana, baik dalam bentuk logistik, tempat pengungsian, maupun perawatan medis.
Abdul juga menambahkan bahwa pemerintah daerah dan instansi terkait berkomitmen untuk mempercepat proses pemulihan, baik dari segi penanganan pengungsi maupun upaya pemulihan lingkungan yang terdampak akibat bencana ini.
"Pemerintah kabupaten juga sudah mengerahkan alat berat, berupa ekskavator hingga mengaktifkan tiga posko darurat," kata Abdul.
Proses pemulihan ini juga melibatkan berbagai lembaga dan organisasi kemanusiaan yang bekerja sama dalam memberikan bantuan bagi korban bencana.
Kendati bencana ini telah menimbulkan kerugian yang cukup besar, upaya pemulihan terus dilakukan dengan semangat gotong royong dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun relawan. Diharapkan, dalam waktu dekat, situasi di Kabupaten Sukabumi dapat kembali pulih, dan warga yang terdampak dapat kembali melanjutkan aktivitas mereka dengan normal. Pihak pemerintah dan lembaga terkait juga berjanji untuk terus memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat yang terdampak, agar mereka dapat bangkit dan memulai kembali kehidupan mereka setelah musibah ini. (Tim Liputan).
Editor : Lan