Xinhua Silk Road: Ulat Sutra Kecil Ikut Bangun Berbagai Industri Modern dan Berskala Besar di Tiongkok Selatan

Editor: Redaksi author photo

KALBARNEWS.CO.ID (BEIJING) - Di distrik Yizhou, Kota Hechi, Wilayah Otonom Guangxi Zhuang, Tiongkok Selatan, budi daya ulat sutra dan produksi benang sutra kini didukung sains-teknologi sehingga warga lokal mampu membangun industri yang bermutu tinggi.

Photo shows the first production line of patterned full-silk Zhuang brocade, a type of indigenous fabric famed for durability, exquisiteness, creative design and intricate patterns, in Guangxi Zhuang Autonomous Region goes into operation. (Source: Integrated Media Center of Yizhou District)
Photo shows the first production line of patterned full-silk Zhuang brocade, a type of indigenous fabric famed for durability, exquisiteness, creative design and intricate patterns, in Guangxi Zhuang Autonomous Region goes into operation. (Source: Integrated Media Center of Yizhou District)

Sebagai salah satu basis produksi ulat sutra terbesar di Tiongkok, Yuzhou memiliki perkebunan murbei yang hijau seluas 26.400 hektar yang menghasilkan kokon sutra sebanyak 109.000 ton per tahun.


Mendatangkan pendapatan sekitar RMB 5,6 miliar setiap tahun, sektor budi daya ulat sutra di wilayah setempat memiliki tingkat produksi terbesar selama 19 tahun berturut-turut secara nasional, mampu menggerakkan pembangunan industri lokal di Yizhou.


Ketika berkunjung ke tempat pemintalan sutra, Anda dapat melihat bahwa alat otomatis kini menggantikan alat tradisional sehingga meningkatkan produktivitas dan kualitas sutra, terutama setelah 64 hak paten teknologi dan hampir 70 perangkat canggih telah didaftarkan.


Yizhou, misalnya, telah menemukan berbagai mesin dan perangkat yang secara otomatis menempatkan ulat sutra yang telah dewasa pada alat kokon atau mengambil kokon. Maka, tingkat pemanfaatan teknik mutakhir ini, termasuk budi daya ulat sutra kecil, serta pemintalan kokon segar, di Yizhou tergolong yang tertinggi di seluruh Tiongkok.


Transformasi tersebut sulit dilepaskan dari perkembangan sains-teknologi dan inovasi yang tercapai lewat dukungan pemerintah Wilayah Otonom Guangxi Zhuang.


Menargetkan klaster industri kokon murbei dan sutra dengan nilai produksi tahunan RMB 100 miliar, distrik Yizhou telah meningkatkan rantai industri dan memperkenalkan berbagai teknologi canggih dari dalam dan luar negeri. Tujuannya, mengembangkan industri sutra lokal yang berorientasi pada teknologi mutakhir, pintar, dan ramah lingkungan.


Selain memakai mesin tenun berkecepatan tinggi, tenun sutra dengan computer numerical control (CNC) buatan perusahaan raksasa lokal tidak hanya mengisi kekosongan produksi brokat sutra Zhuang yang penuh motif. Namun, perkembangan tersebut turut mengubah bahan baku sutra premium menjadi bahan baku yang digunakan merek-merek mewah di dunia.


Dengan memanfaatkan produk turunan dari budi daya ulat sutra, daun murbei, cabang pohon murbei, serta kotoran ulat sutra banyak dipakai sebagai bahan makanan lokal, obat-obatan, pakan ternak, pupuk organik, dan lain-lain sehingga membentuk rantai industri berdasarkan prinsip ekonomi sirkular.


Lebih lagi, Distrik Yizhou meluncurkan berbagai rute wisata budaya sutra dengan mengintegrasikan industri murbei dan sutra sebagai pariwisata ekologi, menjadi momentum baru dalam ekonomi lokal.


Ke depan, Yizhou akan terus menggencarkan inovasi sains-teknologi, serta mengembangkan industri sutra lokal guna menciptakan babak baru dalam pembangunan ekonomi. (Tim Liputan).

Editor : Lan

Share:
Komentar

Berita Terkini