Dihantam Skandal dan Kehilangan Iklan, Gold Medalist Terancam PHK Karyawan

Editor: Redaksi author photo

Dihantam Skandal dan Kehilangan Iklan, Gold Medalist Terancam PHK Karyawan

KALBARNEWS.CO.ID (KOREA) -
 Sederetan kontroversi yang melibatkan aktor ternama Kim Soo-hyun belakangan ini dikabarkan berdampak besar terhadap kondisi finansial agensinya, Gold Medalist. Agensi yang menaunginya ini tidak hanya bertindak sebagai pengelola kegiatan profesional sang aktor, tetapi juga merupakan perusahaan yang turut didirikan oleh Kim Soo-hyun sendiri bersama sepupunya, Lee Sa-rang. Sejak awal pendiriannya, Gold Medalist memang dirancang sebagai rumah kreatif yang memfasilitasi karier Kim Soo-hyun secara mandiri, dengan kebebasan yang lebih besar dalam mengatur arah profesinya. Namun, visi tersebut kini tengah diuji oleh badai kontroversi yang menyeret nama besar sang aktor ke dalam sorotan tajam publik.


Kontroversi ini mencuat setelah adanya klaim dari GaroSero Research Institute, sebuah kanal YouTube yang dikenal gemar membongkar isu-isu sensitif di dunia hiburan Korea Selatan. Mereka menyebutkan bahwa Kim Soo-hyun pernah menjalin hubungan asmara dengan aktris Kim Sae-ron ketika yang bersangkutan masih berstatus sebagai minor. Kabar ini sontak menyita perhatian publik dan memicu perdebatan luas di media sosial. Tak hanya para penggemar, masyarakat umum dan media arus utama pun turut mengangkat isu ini dalam pemberitaan mereka, menyebabkan nama Kim Soo-hyun menduduki peringkat atas dalam trending topic di berbagai platform digital.


Situasi menjadi semakin kompleks ketika Kim Soo-hyun memutuskan untuk menggelar konferensi pers secara pribadi pada hari Senin, 31 Maret 2025. Harapannya, langkah ini dapat meredakan kekhawatiran publik dan menjernihkan berbagai tudingan yang dilontarkan terhadapnya. Namun, alih-alih menuai simpati, penampilan Kim Soo-hyun dalam konferensi tersebut justru mengundang gelombang kritik. Banyak pihak menilai bahwa gestur dan penyampaiannya dalam acara tersebut terasa tidak tulus dan lebih menyerupai adegan akting daripada klarifikasi yang jujur dan penuh tanggung jawab. Kesan ini memperburuk citra sang aktor di mata publik dan menambah tekanan terhadap agensinya.


Seiring dengan meningkatnya tekanan tersebut, laporan mulai beredar bahwa Gold Medalist kini tengah menghadapi kesulitan finansial yang cukup serius. Menurut laporan dari situs hiburan Koreaboo, agensi tersebut bahkan telah menangguhkan kontrak mereka dengan layanan kebersihan eksternal sebagai bagian dari langkah penghematan biaya operasional. Langkah ini dianggap sebagai sinyal awal dari potensi krisis keuangan yang lebih besar. Padahal sebelumnya, Gold Medalist diketahui memiliki cadangan dana yang cukup solid, yakni antara 2 miliar Won atau sekitar Rp22,6 miliar hingga 3 miliar Won atau sekitar Rp33,9 miliar. Namun, sejak kontroversi mulai merebak, stabilitas keuangan agensi tersebut mulai goyah.


Kerugian terbesar yang dialami Gold Medalist datang dari sektor kerja sama komersial. Setelah berbagai kontroversi mencuat, Kim Soo-hyun dilaporkan kehilangan setidaknya 20 kontrak iklan dengan berbagai brand ternama. Ini menjadi pukulan telak bagi agensi, mengingat kontrak iklan merupakan salah satu sumber pendapatan utama dalam industri hiburan Korea Selatan. Tak hanya itu, Koreaboo juga melaporkan bahwa menurut seorang informan dari industri keuangan, sebelum konferensi pers digelar, agensi telah menanggung beban kewajiban ganti rugi yang sangat besar. Disebutkan bahwa dana sebesar 6 miliar Won atau sekitar Rp67,8 miliar dibutuhkan untuk menutupi biaya ganti rugi atas kontrak-kontrak yang dibatalkan atau tidak diperpanjang akibat dampak reputasi negatif dari kontroversi ini.


Pakar keuangan dari industri hiburan menegaskan bahwa situasi Gold Medalist berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Ia mengungkapkan bahwa sebelum konferensi pers digelar, sudah terdengar kabar bahwa agensi membutuhkan dana dalam jumlah sangat besar untuk menutupi berbagai kerugian. Dalam pernyataannya kepada Koreaboo yang dimuat pada Rabu, 2 April 2025, ia menyebutkan bahwa kebutuhan mendesak akan dana tersebut adalah sinyal bahwa masalah yang dihadapi bukan hanya soal citra publik, tetapi juga menyangkut keberlangsungan operasional perusahaan. 


Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa langkah penghematan yang dilakukan dengan menghentikan kontrak layanan kebersihan eksternal bisa jadi hanyalah permulaan. Jika tren ini berlanjut, tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sebagian karyawannya dalam waktu dekat. Ini tentu menjadi kekhawatiran baru, tidak hanya bagi agensi, tetapi juga bagi para staf yang selama ini menggantungkan kehidupan mereka pada stabilitas Gold Medalist. (Tim Liputan).

Editor : Lan

Share:
Komentar

Berita Terkini