Gresik Berduka, 7 Jamaah Umrah Tewas dalam Kecelakaan Maut, Kisah Haru Calon Istri Korban
KALBARNEWS.CO.ID (GRESIK) - Kecelakaan tragis terjadi di Jalan Raya Duduksampeyan, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Kamis pagi, 10 April 2025 pukul 05.45 WIB. Insiden maut ini melibatkan sebuah mobil Isuzu Panther berpelat DK-1157-FCL yang mengangkut rombongan pengantar jamaah umrah asal Tuban dengan sebuah Bus Rajawali Indah dari arah berlawanan.
Akibat kecelakaan tersebut, seluruh penumpang mobil Panther yang berjumlah tujuh orang dinyatakan meninggal dunia setelah sempat dilarikan ke Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Gresik, Ipda Aswoko, mengungkapkan kronologi kejadian bermula dari selipnya ban mobil yang ditumpangi rombongan tersebut.
“Mobil Panther melaju dari arah barat menuju timur, yakni dari Lamongan ke Gresik. Diduga ban kendaraan selip, hingga akhirnya kehilangan kendali dan menabrak bus dari arah berlawanan,” jelasnya saat ditemui di Mapolres Gresik.
Peristiwa nahas ini tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban, namun juga menyisakan kisah haru seorang wanita bernama Tasya, calon istri dari salah satu korban bernama Muhammad Aqib.
Tasya, warga Surabaya, tak kuasa menahan air mata ketika melihat jenazah kekasihnya di ruang jenazah RS Ibnu Sina. Ia mengaku sempat berbicara terakhir dengan almarhum sebelum keberangkatan umrah.
"Dia bilang ke saya: 'semoga aku hidup yang lama, doain aku ya’. Terus bilang, ‘aku udah berangkat’," kata Tasya lirih, mengenang momen terakhir bersama kekasihnya.
Kabar kecelakaan itu didapat Tasya setelah beberapa kali mencoba menghubungi Aqib namun tidak mendapat jawaban. Hingga akhirnya, salah satu orang di lokasi menjawab teleponnya dan memberitahu soal insiden maut tersebut. "Saya sudah feeling, saya telepon terus tidak diangkat. Akhirnya ada yang angkat dan kasih tahu kalau ada kecelakaan," ujarnya.
Tasya dan Aqib sudah menjalin hubungan selama dua tahun dan tengah mempersiapkan pernikahan yang rencananya akan dilangsungkan tahun depan. Aqib, yang bekerja di Bali, dikenal Tasya sebagai sosok yang baik, perhatian, dan penuh kasih.
"Kami sudah saling mengenal sejak satu tahun lebih. Dia itu orangnya baik banget. Kami sudah punya rencana masa depan, tapi sekarang semua tinggal kenangan," ucapnya sambil menahan tangis.
Kisah cinta mereka yang harus terputus di tengah jalan menjadi potret lain dari kesedihan mendalam akibat tragedi ini. Keluarga besar para korban berharap ada evaluasi menyeluruh dalam aspek keselamatan berkendara, terutama saat membawa rombongan penting seperti jamaah umrah.
Sementara itu, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab pasti kecelakaan dan mengamankan pengemudi bus untuk dimintai keterangan. Proses visum terhadap seluruh jenazah telah selesai dilakukan, dan seluruh korban telah dipulangkan ke daerah asal masing-masing untuk dimakamkan.
Kecelakaan ini menjadi pengingat pahit akan pentingnya keselamatan dalam perjalanan, serta meninggalkan luka mendalam yang tidak akan mudah dilupakan oleh keluarga dan orang-orang terdekat para korban. (Tim Liputan).
Editor : Lan