Indonesia Kena 32 Persen, Trump Naikkan Tarif Impor China Jadi 125 Persen

Editor: Redaksi author photo

Indonesia Kena 32 Persen, Trump Naikkan Tarif Impor China Jadi 125 Persen

KALBARNEWS.CO.ID (AMERIKA SERIKAT) - 
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan penundaan penerapan kebijakan tarif impor Jilid II yang semestinya mulai berlaku pada Rabu, 9 April 2025. Keputusan tersebut disampaikan langsung melalui akun resmi Trump di platform Truth Social pada Kamis, 10 April 2025.


Trump menyatakan bahwa penundaan ini berlaku selama 90 hari dan mencakup 75 negara mitra dagang Amerika Serikat—dengan satu pengecualian penting, yakni China. Dalam pernyataannya, Trump menegaskan bahwa alasan penundaan ini didasarkan pada sikap kooperatif dari negara-negara tersebut yang, menurutnya, tidak menunjukkan sikap agresif atau membalas kebijakan perdagangan AS secara frontal. Sementara China, dianggap Trump terus melakukan "serangan balik" yang merugikan kepentingan dagang AS.


“Karena negara-negara itu tidak menyerang balik AS,” ujar Trump dalam pernyataan resminya.


Meskipun memberikan masa tenggang kepada sebagian besar negara, Trump menegaskan bahwa tarif minimum sebesar 10 persen tetap diberlakukan secara umum. Indonesia termasuk dalam daftar negara yang terkena dampak tarif ini, dengan tarif impor yang kini ditetapkan sebesar 32 persen. Ia menyebut bahwa selama masa penundaan tersebut, tarif timbal balik (reciprocal tariff) akan diturunkan dan berlaku secara langsung, namun tidak berlaku bagi China.


Khusus untuk Negeri Tirai Bambu, Trump justru mengambil langkah sebaliknya. Ia menaikkan tarif impor produk dari China secara signifikan, dari sebelumnya 104 persen menjadi 125 persen. Angka tersebut berasal dari gabungan kenaikan bertahap, yakni 20 persen pada periode pertama, ditambah 34 persen pada periode kedua, dan tambahan 50 persen sebagai respons terhadap pembalasan China yang menaikkan tarif menjadi 84 persen.


“Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan Tiongkok terhadap pasar dunia, saya dengan ini menaikkan tarif yang dikenakan kepada Tiongkok oleh Amerika Serikat menjadi 125 persen, berlaku segera,” tegasnya.


Selain menyebut sikap China sebagai tidak kooperatif, Trump juga mengungkap bahwa penundaan tarif terhadap negara lain dilakukan karena banyak dari mereka menyampaikan keinginan untuk berdialog lebih lanjut. Trump menyebut berbagai instansi seperti Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, dan Perwakilan Dagang AS telah menerima permintaan untuk melakukan konsultasi dari negara-negara mitra dagang.


Langkah agresif Trump terhadap China kembali menandai pendekatan kerasnya dalam isu perdagangan global. Kebijakan ini diperkirakan akan memicu gelombang respons dari pasar internasional serta membuka kembali babak baru dalam ketegangan dagang antara dua raksasa ekonomi dunia tersebut. (Tim Liputan).

Editor : Lan

Share:
Komentar

Berita Terkini