Komdigi, Komunitas dan Dunia Usaha Sepakat Rumuskan Adopsi AI di Acara CITCOM CONNEXT 2025

Editor: Redaksi author photo

 Komdigi, Komunitas dan Dunia Usaha Sepakat Rumuskan Adopsi AI di Acara CITCOM CONNEXT 2025

KALBARNEWS.CO.ID (BANDUNG)
  - Kalangan pemerintah, komunitas dan dunia usaha berkumpul dalam acara CITCOM CONNEXT 2025 pada 22 April 2025 di Bandung. 


Bersama-sama dengan masyarakat dari berbagai kalangan, seperti pimpinan klub sepakbola, dosen dan berbagai macam profesi mendiskusikan dan merumuskan bersama arah adaptasi masyarakat merespons perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang semakin kompleks dan berkembang pesat.


CITCOM CONNEXT 2025 dilangsungkan di Hotel El Hotel Bandung ini merupakan event konferensi Teknologi Informasi terbesar di Kota Bandung yang mempertemukan para pengusaha dan pengembang teknologi informasi, pemerintah dan berbagai lapisan masyarakat lainnya. 


Mengusung Tema “Decode AI Unchain Future”, konferensi yang disertai pameran 26 perusahaan teknologi informasi ini bertujuan untuk duduk Bersama menentukan arah adopsi AI di Indonesia dengan keterlibatan masyarakat luas dari berbagai macam bidang.


Acara dibuka dengan pengenalan komunitas CITCOM oleh Ketua CITCOM Setiadi Sudrajat dan sambutan Ketua panitia CONNEXT 2025 Jimmy Yo. 


Acara ini dipandu oleh moderator Irfan Arsandi, CEO dari WIT, Jimmy Yo dari Soca AI, Harun Kurnia CEO dari Garuda Infinity dan Ken Ratri Iswari CEO dari Geek Hunter.


Dukungan Pemerintah


Kementerian Komunikasi Digital RI (Komdigi) menyatakan bahwa Artificial intelligence adalah salah satu game changer untuk meningkatkan produktivitas. Kemkomdigi merujuk Stanford University yang mengungkapkan Indonesia menjadi salah satu negara yang paling optimis terhadap AI. 


Ke depan, Kemenkomdigi melihat bahwa menuju 2030 ekonomi Indonesia akan semakin terdigitalisasi dan semakin banyak aplikasi menggunakan AI. Kemkomdigi melihat bahwa AI akan semakin melekat dalam keseharian masyarakat.


“Kita (Komdigi) sedang mempersiapkan AI roadmap beserta aturan ethics-nya. Kita sedang mempersiapkan diri menyambut era Artificial Intelligence dan akan mengambil keuntungan dari keberadaan AI. Kami saat ini juga tengah berupaya meningkatkan peningkatan SDM Indonesia supaya melek literasi digital, memperbaiki industri untuk meningkatkan infrastruktur digital dan regulasi yang dapat mendukung adopsi teknologi baru”, ujar Dirjen Ekosistem Digital Komdigi RI Edwin Hidayat Abdullah pada acara CITCOM CONNEXT 2025 (22/04/2025). 


Sementara itu Menteri Komunikasi dan Digital RI Meutya Hafid yang berhalangan hadir dalam videonya menekankan Bahwa pemerintah mendukung pengembangan AI dengan pelibatan berbagai pihak. 


Seperti halnya misi CONNEXT 2025, Meutya mengatakan bahwa inovasi harus lahir dari masyarakat yang hidup Bersama dan berinovasi dalam ekosistem digital itu sendiri.


“Pemerintah mendukung pengembangan AI secara bertanggungjawab dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Kebijakan yang baik hanya akan efektif bila kita bangun Bersama-sama oleh mereka yang hidup bekerja dan berinovasi di dalam ekosistem digital itu sendiri. Untuk mengoptimalkan potensi AI, pemerintah telah menetapkan lima prioritas strategis nasional yaitu peningkatan layanan kesehatan, efisiensi birokrasi, Pendidikan talenta digital, pengembangan kota pintar dan ketahanan pangan berbasis teknologi”, ujar Menteri Komunikasi Digital RI Meutya Hafid dalam video untuk CONNEXT 2025.


Senada dengan Komdigi, pemerintah kota Bandung yang diwakili Wakil Walikota Bandung Erwin Affandi  menyambut optimis adaptasi dengan AI. Ia menyatakan akan mendukung kolaborasi yang luas bagi komunitas teknologi untuk berpartisipasi dalam merancang solusi kota. Ia menyatakan bahwa kota Bandung siap menghadapi tantangan ke depan dengan teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan.


“Kami percaya inovasi terbaik lahir dari partisipasi masyarakatnya. Diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah, komunitas, akademisi dan tentunya para pelaku industri. Maka diharapkan CIITCOM CONNEXT 2025 menjadi katalisator lahirnya solusi-solusi inovatif dan kolaborasi lintas sektor yang konkret,” kata Erwin.


Kewaspadaan dan  Antisipasi


Sementara itu dunia usaha mendukung penuh adopsi AI yang lebih luas, meskipun tetap memperingatkan sejumlah potensi yang tidak baik misalnya dijualnya produk-produk AI Indonesia nantinya ke luar negeri. 


Penjualan produk AI ke luar negeri berpotensi membuat kita dipetakan oleh pihak luar karena AI dikembangkan berdasarkan big data yang ada. Hal tersebut diungkapkan oleh Soegiharto, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS) Soegiharto Santoso.


“Kita contohkan dalam kasus misalnya QRIS itu memuat berbagai macam data transaksi,dan pola konsumsi satu negara. Saat ini ada intensi menggantikan QRIS dengan mekanisme dari luar negeri yang menyebabkan data bisa bocor ke pihak luar.  Ke depan apabila pengusaha kita mengembangkan AI untuk mendukung pendidikan, pertanian dan perikanan, jangan sampai kemudian dijual ke pihak luar hanya karena jumlah uang. Hal ini karena mereka akan menguasai data-data masyarakat Indonesia dan dapat memetakan kita” ujar Soegiharto.


Sabrang yang merupakan Filsuf dan Praktisi AI sekaligus pimpinan Symbolic.id menyatakan bahwa perlu dipahami bahwa sejauh mana AI dapat bekerja dan apa resiko yang dapat ditimbulkan bagi masing-masing orang. 


Menurutnya, AI diciptakan untuk meningkatkan kapabilitas manusia, dalam hal ini mengefisiensikan waktu dan energi. Artificial Intelligence spesial karena memangkas banyak langkah untuk menghasilkan sesuatu jauh lebih banyak ketimbang teknologi terdahulu.


“Semakin simpel pekerjaan seseorang, misalnya pekerjaan cleaning service maka akan semakin cepat pekerjaannya digantikan oleh Artificial Intelligence. Semakin kompleks pekerjaan seseorang maka akan semakin sulit digantikan oleh Artificial Intelligence, pekerjaan kompleks ini misalnya level manajer dan CEO. Saat ini, Artificial Intelligence sudah pada tahapan dapat menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang kompleks tersebut”, kata Sabrang.


AI Dalam Olahraga


Optimisme disampaikan oleh Adhitia Herawan yang merupakan CEO Persib Bandung. Ia menyatakan bahwa Artificial Intelligence sangat membantunya dalam menganalisa jalannya permainan sepakbola, kualitas pemain hingga pemain mana yang harus diganti pada babak kedua permainan. 


“Terdapat kamera yang merekam real time semua pergerakan pemain. Statistik bahwa Persib Bandung permainannya lebih baik di babak kedua adalah karena Artificial Intelligence mencatat atribut matrix pergerakan bahkan hingga detak jantung. Komparasi data pertandingan dan Latihan. Hal-hal seperti arah passing dan hitmap tergambar semua secara jelas dalam Analisa AI”, kata Adhitia.


Penyesuaian Regulasi


Terakhir, tanggapan positif diutarakan oleh Martyn Terpilowski yang optimis bahwa AI hanya akan menggantikan manusia di sektor-sektor pekerjaan yang manusia tidak ingin lakukan. 


Kepercayaan ini mengingat Perusahaan-perusahaan AI seperti Open AI dan Chat GPT telah menginvestasikan milyaran dollar Amerika Serikat untuk merugikan manusia. Yang menurutnya menjadi tantangan adalah kemauan dan komitmen pemerintah untuk membuat perubahan regulasi yang mempersulit kepercayaan investor terutama terkait teknologi AI.


“Kita harus fokus kepada inovasi dan pemerintah harus mendukung inovasi di bidang AI. Sebab, orang akan berinvestasi ke sektor usaha AI adalah dengan tujuan penjaminan yang jelas dari pemerintah bahwa bisnis tersebut dapat bertahan dari generasi ke generasi. Sejauh ini tantangan yang masih ada adalah regulasi yang menyulitkan investor dan perlu disimplifikasi. Menurutnya, Indonesia perlu lebih membuka diri dengan mempermudah investasi dari luar seperti layaknya Vietnam. Hingga saat ini, banyak Perusahaan teknologi telah berinvestasi di Vietnam seperti contoh salah satunya adalah Intel”, pungkas Martyn Terpilowski. (Tim Liputan)

Edior : Aan 

Share:
Komentar

Berita Terkini