Mengenang Kelezatan Kue Lebaran Zaman Dulu di Momen Idul Fitri 2025
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Kue Lebaran zaman dulu (jadul) masih menjadi favorit bagi sebagian masyarakat Indonesia, terutama saat Hari Raya Idul Fitri. Kue-kue ini bukan hanya sekadar camilan, tetapi juga membawa kenangan masa kecil dan suasana nostalgia yang khas. Dengan cita rasa unik dan tampilan sederhana, kue-kue jadul tetap bertahan di tengah gempuran kue modern yang semakin beragam.
Di tengah berkembangnya tren kuliner, kue-kue klasik ini juga dianggap sebagai warisan kuliner lokal yang patut dilestarikan. Selain itu, keberadaan kue jadul di meja tamu saat Lebaran juga menjadi simbol tradisi dan kekeluargaan. Ada beberapa jenis kue Lebaran jadul yang masih banyak dicari hingga saat ini dan selalu membawa kesan khas bagi para penikmatnya.
Salah satu kue yang terkenal adalah kue satu, atau yang juga dikenal dengan nama kue koya. Kue satu merupakan camilan legendaris yang sudah ada sejak tahun 90-an dan masih bertahan hingga sekarang. Bahan utama kue ini adalah kacang hijau atau ketan yang dihaluskan, kemudian dicampur dengan gula hingga menjadi adonan yang bisa dibentuk.
Kue satu memiliki rasa yang manis dengan sedikit gurih serta tekstur yang rapuh, sehingga mudah hancur saat digigit. Kelembutan kue ini membuatnya menjadi favorit di kalangan anak-anak hingga orang dewasa.
Selain kue satu, ada juga sagon yang tetap eksis di meja hidangan Lebaran. Kue ini berbentuk persegi panjang atau bulat dengan bahan dasar kelapa parut dan tepung sagu. Sagon dibuat dengan cara dipanggang atau dibakar di atas tungku arang, sehingga menghasilkan aroma karamelisasi yang khas.
Rasa manis dan gurih dari kelapa berpadu dengan teksturnya yang keras di luar namun lembut di dalam, membuat sagon menjadi salah satu camilan yang tidak hanya enak, tetapi juga memiliki daya tarik tersendiri. Proses pembuatannya yang masih menggunakan cara tradisional semakin menambah nilai nostalgia dari kue ini.
Tak kalah ikonik, kembang goyang juga menjadi salah satu kue Lebaran yang populer sejak dulu. Nama kembang goyang berasal dari cara pembuatannya, di mana adonan yang sudah dicetak digoyangkan di dalam minyak panas hingga matang dan membentuk pola bunga yang khas. Kue ini terbuat dari campuran tepung beras, telur, gula pasir, santan, dan garam.
Teksturnya yang berongga membuatnya terasa renyah saat dikunyah, sementara rasanya yang manis dan gurih menjadikannya camilan yang selalu dinanti. Kembang goyang sering hadir di setiap perayaan, baik Lebaran maupun acara keluarga lainnya.
Hadirnya berbagai jenis kue jadul di meja tamu saat Lebaran memberikan sentuhan klasik yang tak tergantikan. Selain menjadi bagian dari tradisi, kue-kue ini juga memperkuat ikatan kekeluargaan dengan menghadirkan cerita masa lalu yang selalu dikenang.
Menghidangkan kue jadul tidak hanya sekadar menyajikan camilan, tetapi juga memperkenalkan kembali cita rasa khas yang mungkin mulai jarang ditemukan di era modern ini. Dengan mempertahankan dan terus membuat kue-kue klasik ini, kita turut serta dalam melestarikan budaya kuliner Indonesia yang penuh dengan sejarah dan kenangan manis. (Tim Liputan).
Editor : Lan